Qurrata Laraiba Tidri, ketua pelaksana menyebutkan, terdapat sedikitnya tiga hal yang dilakukan dalam pengembangan kampung mitra kali ini. Pertama, melalui pemberlakuan kegiatan 3R (Reuse, Reduce, Recycle), dimana warga secara bebarengan memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang dapat digunakan kembali. "Kegiatan ini bertujuan untuk membudayakan warga dalam kesadaran lingkungan sekaligus mengurangi sampah di daerah tersebut," ujar Oba, sapaan akrabnya.

Nyatanya, hal tersebut pun berdampak pada gang Lebak Rejo yang terlihat lebih bersih daripada sebelumnya. Lebih lanjut, hasil pemanfaatan barang bekas itu pun digunakan untuk media vertical planting, metode penanaman tumbuhan secara ke atas. Seperti botol bekas yang dimanfaatkan menjadi pot tanaman, kayu bekas yag diubah menjadi rak-rak vertical pelanting atau paralon bekas yang dijadikan alat penanaman hidroponik.

"Vertical planting ini sangat cocok untuk lahan yang sempit, karena menananmnya secara ke atas di tembok-tembok warga Lebak Rejo sehingga tidak memakan banyak tempat," ucap Oba.

Selain itu, kampung Lebak Rejo pun semakin terlihat cantik dengan mural karya anak-anak setempat. Sepanjang dinding gang tersebut dihiasi seni grafiti mengenai lingkungan hidup. "Ini sebagai awareness bagi warga untuk menjaga lingkungan. Agar mereka semakin ingat dengan banyaknya tulisan tentang lingkungan," lanjut mahasiswa asal Padang ini.

Pihaknya menyadari warga setempat masih belum berpengalaman mengenai penghijauan, sehingga dibentuklah kader lingkungan yang nantinya dapat mengontrol keberlanjutan program dan menjadi penggerak warga dalam merawat tanaman. "Jadi, warga lebih punya inisiatif dalam memajukan kampungnya tanpa harus menunggu dari kita," terangnya.

Di akhir, Oba berharap apa yang telah dilakukan dapat memberikan pengaruh yang berarti bagi kemajuan warga. "Semoga terjadi peningkatan kualitas warga terhadap kebesihan lingkungan dan memberikan contoh mengenai kampung yang bersih dan indah," pungkasnya. (fai/man)