Mengacu pada tema Bringing Nanotechnology to Indonesia, Prof Dr Heru Setyawan MEng, pakar Nanoteknologi ITS, memaparkan nanoteknologi adalah teknologi yang dikerjakan pada skala nano yang memiliki aplikasi dalam dunia nyata. "Anggapan masyarakat selama ini terutama mahasiswa bahwa nanoteknologi adalah sesuatu yang kompleks padahal teknologi tersebut dapat disederhanakan dan menghasilkan keluaran canggih," ungkap Wakil Rektor I ITS ini.
Ia menjelaskan teknologi ini memilki keunggulan yakni dapat merubah sesuatu yang tebal menjadi tipis. ”Contohnya dulu handphone berukuran besar akan tetapi sekarang sudah sangat tipis dan mudah dibawa," singgung Heru.
Jebolan Jurusan Teknik Kimia (JTK) ITS ini memaparkan walau terhitung baru tapi sangat menjanjikan untuk ke depannya. "Teknologi tersebut sangat baik bila dikembangkan oleh mahasiswa maupun peneliti karena dapat menambah wawasan baru. Kami pihak ITS pun telah memiliki Pusat Studi Material dan Nanoteknologi guna mendukung riset mengenai teknologi tersebut," tegasnya.
Apalagi, lanjutnya, pusat studi yang telah berdiri sejak empat tahun lalu ini menduduki peringkat tiga terbaik dalam hal performance penelitian berdasarkan data dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ITS (LPPM ITS). "Sangat senang, dari sebelumnya tidak menjadi unggulan malah sekarang telah menduduki peringkat ketiga," ujar pria kelahiran Madiun ini.
Ketua Pusat Studi Material dan Nanoteknologi ITS ini juga menjelaskan penelitian di laboratoriumnya terfokus pada empat bidang yaitu energi, pangan dan pertanian, biomedis, serta kesehatan. Sementara produk yang dihasilkan dalam skala laboratorium yaitu baterai litium, baterai metal r, dan yang masih dalam pengembangan material anti radar yang digunakan untuk kapal selam, serta berbagai bentuk katalis. "Sementara ini jurusan terbanyak yang bekerja sama melakukan riset adalah Jurusan Teknik Kimia, Material dan Metalurgi, Fisika, Teknik Fisika, dan Kimia," jelasnya.
Selain itu, pusat studi yang dipimpinnya juga mengembangkan drug lutary sys, yaitu obat yang dikeluarkan secara perlahan di dalam tubuh sehingga tidak perlu lagi minum obat berkali-kali. ”Hal tersebut membuat obat lebih tahan lama," imbuh Guru Besar JTK ITS ini.
Sementara itu, pusat studi ini juga mengandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementrian Pertahanan, konsorsium nasional, dan PT Gunam Bali dalam rangka meningkatkan kapasitas penelitian dari waktu ke waktu. "Semoga dengan adanya pengembangan mengenai nanoteknologi ini dapat memberikan sumbangsih yang luar biasa untuk masa depan," pungkas Heru. (ifa/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung