ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
14 Maret 2016, 23:03

Persiapkan Ini jika Ingin Mendaftar LPDP

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Senin (14/3), melalui workshop Let’s Get Scholarship Abroad, Dr Adhi Dharma Wibawa ST MT dari International Office (IO) ITS mebagikan sedikit bocoran mengenai poin penting yang perlu diperhatikan untuk bisa memenangkan beasiswa LPDP.
Di awal acara, Adhi memaparkan persyaratan-persyaratan yang perlu diperhatikan untuk menentukan layak tidaknya seorang pelamar menjadi penerima beasiswa LPDP. "Yang pertama akademik, kemudian kemampuan berbahasa inggris, lalu sosialnya," terang Adhi.
Lebih lanjut, Adhi menjabarkan jika IP yang dibutuhkan untuk bisa melamar beasiswa S2 minimal 3,00 sedangkan yang ingin lanjut S3 minimal 3,25. Tolok ukur bahasa inggris pelamar juga akan dilihat melalui skor TOEFL minimal 550, TOEIC minimal 750, serta IELTS minimal 6,5.
Mengenai kondisi sosial pelamar, Adhi mengingatkan agar jangan sampai kolom pengalaman organisasi dan kepedulian sosial tidak ada isinya. Statistik menunjukkan, dari 30 anak yang Adhi seleksi, peserta yang berhasil lolos rata-rata hanya sebanyak 50 persen karena kebiasaan mereka sebatas kuliah-pulang saja.
Menurut Adhi, penting untuk tahu pelamar aktif di organisasi apa saja beserta jabatan mereka untuk mengetahui apakah pelamar termasuk orang yang memiliki kepribadian sosial atau tidak. "Bisa-bisa anda akan dipandang sebagai orang yang hanya memanfaatkan beasiswa untuk jalan-jalan ke luar negeri saja," tegasnya.
Ada pula beberapa hal yang juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan selain persyaratan di atas. Salah satunya adalah Letter of Acceptance (LOA) alias surat rekomendasi dari universitas yang akan dituju. "LOA bisa memberi nilai plus tersendiri. Kalau organisasi dan kegiatan sosial anda rendah tapi punya LOA, penilaiannya akan lain," tuturnya.
Dosen Jurusan Teknik Elekto ITS ini juga menyarankan agar pelamar tidak asal cari kampus. Baginya, jangan terlalu memperdulikan rekomendasi dari senior atau dosen. Yang terpenting, cek dulu apakah kampus yang ingin dituju ada di list LPDP atau tidak.
Pelamar yang telah memenuhi syarat kelayakan belum tentu diloloskan begitu saja. Ada faktor lain yang jadi pertimbangan para juri, yakni kemampuan untuk survive. "Anda bisa lulus atau tidak disana? mental pelamar betul-betul diperhatikan sewaktu wawancara. Anak-anak yang terkesan labil akan sangat berisiko jika diberangkatkan," tegasnya.
Proses Seleksi Beasiswa LPDP
Secara umum, proses seleksi beasiswa LPDP dilaksanakan sebanyak empat gelombang dalam setahun, yakni Februari, Mei, Agustus, November. Tahapan yang harus dilalui meliputi tes wawancara, Leaderless Group Discussion (LGD), serta menulis essay. "Satu lagi, siapkan jawaban mengapa LPDP perlu memberi anda beasiswa," celetuknya.
Hal ini dirasa Adhi cukup fundamental mengingat maksud dan tujuan awal diadakannya beasiswa LPDP adalah mencetak para agen perubahan untuk pembangunan bangsa dalam masa 10 hingga 20 tahun yang akan datang. Persiapan konsep sebaik mungkin adalah solusinya. "Setelah lulus anda mau bagaimana? Negara dapat apa kalau anda lulus?" tukasnya.
Dari ketiga proses seleksi, tahap wawancara merupakan yang paling krusial. "Tahap wawancara memiliki bobot tertinggi sebanyak 70 persen. Bagus di wawancara, kemungkinan besar anda lolos," ucap pria yang pernah melanjutkan studi di Belanda tersebut.
Selama wawancara, profil seorang pelamar akan dilihat secara lengkap, bahkan hingga kehidupan sehari-hari mereka. Pelamar akan dihadapkan dengan tiga orang juri yang terdiri dari dua orang akademis serta satu orang psikolog.
Diakui Adhi, hal yang paling banyak disorot oleh teman-teman psikolog adalah tingkat independency alias kemandirian pelamar. "Apakah anda bisa hidup sendiri atau tidak? Mampukah anda beradaptasi dengan baik atau tidak?" jelasnya.
Salah satu indikator berhasil tidaknya pelamar dalam tahap wawancara bisa dilihat dari lamanya waktu proses wawancara. "Kalau waktu wawancaranya cepat, itu artinya bagus. Performa anda baik sehingga kami merasa puas. Sedangkan kalau lama, itu artinya jelek. Kami ingin menggali lebih jauh lagi kekurangan anda," ungkapnya.
Selanjutnya, pelamar harus menjalani LGD dimana mereka diminta untuk berdiskusi bersama tanpa ada yang memimpin. "Psikolog akan menilai perilaku anda dalam kelompok. Apakah anda dominan atau pendiam," urainya. Untuk essay sendiri, penilaian juri didasarkan pada logika dan struktur penulisan, kemudian tingkat kreatifitas tulisan.
Diharapkan dengan adanya workshop seperti ini, akan banyak teman-teman sivitas akademik ITS yang lolos beasiswa LPDP. "Pertanyaannya sekarang cuma satu, apakah anda pantas atau tidak untuk menerimanya?" tanya Adhi. (fah/akh)

Berita Terkait