Atas prestasinya itu, tim Sapu Angin untuk kali pertama akan diundang ke London bertanding melawan para juara dari benua Eropa dan Amerika dalam SEM Europe dan World Class Driver Competition. Hal ini, disampaikan Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Ir Bambang Pramujati MSc Eng PhD, Senin (7/3).
"Kemenangan tim ITS kali ini sangat dramatis, karena sempat ada insiden pada balapan kedua, di mana saat itu tim ITS mencapai 301 km per liter. Capaian ini melebihi rekor kejuaraan serupa di Eropa," ungkap Bambang.
Bambang menceritakan, pada saat pertandingan, panitia dari perwakilan Eropa menyatakan jika mobil Sapu Angin ITS menggunakan ban ilegal. Padahal sepengetahuan anggota tim, persyaratan hanya pada ukuran ban dengan diamater 1,6 meter.
Hal ini, ujar Bambang, disinyalir ulah perwakilan tim Eropa karena rekor benuanya sudah dilampaui oleh Tim Sapu Angin ITS. Sehingga, mereka meminta ban harus diganti dengan ban biasa dan tim ITS harus mengulang lagi semua perlombaan dari awal.
"Tim Sapu Angin saat itu sempat putus semangat dan marah, karena merasa dikerjai oleh panitia perwakilan dari Eropa. Tim sempat berpikir untuk mogok dan meninggalkan lomba serta melayangkan protes keras, bahkan berencana mengajak seluruh tim dari Indonesia untuk memboikot," terang Bambang.
Bambang melanjutkan, mental yang telah dididik untuk pantang menyerah, tak membuat gentar akan protesan tim perwakilan Eropa. Akhirnya, tim Sapu Angin memutuskan untuk terus berjuang meski harus mengulang dari awal. "Alhamdulillah, persistensi, komitmen dan kompetensi tim, tetap menunjukkan bahwa sangkar tidak akan merubah rajawali menjadi merpati," ucap Bambang bangga.
Menurut Bambang, ban Sapu Angin ITS memang didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance. Semestinya, desain tersebut tidak melanggar ketentuan lomba karena persyaratannya hanya pada layak digunakan untuk berkendara di jalan (road worthy, red).
Bambang menambahkan, jika ban Sapu Angin ilegal, maka dari awal sudah gagal scruitineering (uji statis dan dinamis,red). Sedangkan, tim telah dinyatakan lolos dan diijinkan melakukan balapan. "Pernyataan ilegal itu hanya datang dari SEM Eropa, bukan panitia," terang Bambang.
Atas komitmen dan kompetensi tim, catatan terakhir tim Sapu Angin ITS berhasil di angka 250 kilometer per liter dan tetap terbaik pertama. Sementara, di posisi kedua ditempati tim Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dengan capaian jauh di bawah yakni 133 kilometer per liter.
Menurut rencana, tim Sapu Angin ITS besok Selasa (8/3) bakal tiba di Surabaya pukul 09.30, dan sebelum diterima oleh Rektor ITS, tim bersama piala yang diperolehnya akan diarak terlebih dahulu keliling kota Surabaya. (oti/van)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung