Citro Ariyanto, ketua pelaksana mengatakan di babak semifinal terdapat 70 peserta yang lolos dari tahap penyisihan. Peserta tersebut, ujarnya, diberangkatkan ke kota Surabaya untuk mengikuti tahap semifinal. "Pada semifinal peserta dibagi ke dalam beberapa pos. Di setiap pos, peserta akan mendapatkan materi dan diuji secara teori dan praktik," ujarnya

Selesai tahap semifinal, juri memutuskan 20 peserta untuk maju ke babak final. "Dari 20 peserta, sepuluh peserta mengikuti kategori roda empat, dan sepuluhnya lagi ada di kategori roda dua," terang Citro.

Pada final yang diadakan di Gedung Robotika ITS, peserta mendapatkan dua tahap penilaian. Tahap penilaian yang pertama adalah presentasi. "Di tahap ini para peserta maju satu persatu untuk mempresentasikan topik bahasan yang telah diberikan sebelumnya," jelas pria asal Malang ini.

Setelah itu, tahap penilaian yang kedua adalah troubleshooting engine yang mengharuskan peserta untuk mereparasi mesin yang bermasalah. "Jadi dari pihak panitia memberi masalah pada mesin, lalu siswa SMK akan membenahinya dengan standar operasinal prosedur yang telah dipelajari di sekolah," jelas Citro kembali.

Kompetisi yang digagas Lembaga Bengkel Mahasiswa Mesin (LBMM) ITS ini mendatangkan tiga dewan juri untuk memberikan penilaian dan pertanyaan kepada peserta. Ketiga dewan juri tersebut berasal dari Dinas Jawa Timur, dosen jurusan S1 dan D3 Teknik Mesin.

Akumulasi nilai terbanyak didapat oleh Ade Djieneka Pratama dari SMKN 7 Semarang untuk kategori roda empat. Sedangkan, SMK Muhammadiyah Genteng yang diwakili Ahmad Kurniawan menduduki posisi kategori roda dua.

Alhasil uang tunai sebesar enam juta dan tiket gratis menjadi mahasiswa Jurusan Diploma Tiga Mesin ITS berhasil dibawa pulang kedua pemenang.

Citro berharap, MSC dapat terus diselenggarakan agar banyak dari siswa SMK yang mempunyai semangat melanjutkan kuliah. "Kompetisi serupa untuk siswa SMK itu hanya ada dua, jadi perlombaan ini sangat penting untuk memfasilitasi anak SMK sendiri," tutupnya. (ifa/van)