ITS News

Jumat, 26 Desember 2025
12 Februari 2016, 11:02

Berhenti Bekerja Demi Kuliah Di Luar Negeri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebelum mencari beasiswa, pria yang sedang mengejar gelar magisternya di Univerisiti Kebangsaan Malaysia (UKM) Selangor ini mengaku pernah bekerja sebagai insinyur perangkat lunak di salah satu perusahaan swasta. Namun, karena tuntutan orang tua, Wahyu berniat untuk melanjutkan studinya.

"Selama proses melamar beasiswa, saya terkendala dengan kemampuan bahasa Inggris yang kurang mumpuni," ujar Wahyu. Lantaran hal itu, pria asal kota Sidoarjo ini disuruh untuk meningkatkan bahasa inggrisnya oleh salah satu profesor asal Malaysia tempat ia melamar program Magister.

Akhirnya, ia memutuskan mengundurkan diri dari tempatnya bekerja untuk mengambil kursus percakapan bahasa Inggris.

Pada kuliah tamu yang di gelar di Ruang Sidang Jurusan Teknik Fisika (JTF) ITS ini, Wahyu mengingatkan akan pentingnya bahasa jika ingin studi keluar negeri. "Setelah mengambil kursus, nilai TOEFL saya meningkat dan berhasil diterima di Institut Perubahan Iklim, UKM," tutur Wahyu,

Ia berpesan kepada mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri harus mempunyai target nilai TOEFL di atas 550 atau setara dengan nilai IELTS sebesar 5.5. "Sejak di berlakukannya MEA, mempelajari minimal dua bahasa adalah daya saing tersendiri. Bahasa Inggris juga diperlukan dalam tes wawancara melamar pekerjaan luar negeri," imbaunya kepada peserta.

Lebih lanjut, Wahyu menegaskan untuk memperdalam kemampuan calon pelamar beasiswa dalam bidang tertentu. Ia mengambil contoh, tenaga ahli lulusan program Diploma harus memiliki sertifikat dengan standar Internasional. Tak lupa, publikasi tentang riset-riset di jurnal internasional turut membantu dalam mempermudah penerimaan beasiswa.

Selain itu, Wahyu memberi pandangan singkat tentang lowongan pekerjaan di luar negeri. Ia menegaskan agar tidak terpaku pada sektor minyak dan gas (Migas). Pasalnya, bidang pembaharuan energi tengah naik daun ditengah kekhawatiran kehabisan Migas.

Wahyu menganjurkan agar mahasiswa menyelami dunia nano-electronics dan communication terkhusus untuk alumni Diploma Tiga Metrologi dan Instrumentasi. Menurutnya, prospek kerja dalam sektor ini dapat dikategorikan cerah. "Apa yang saya sampaikan tidak lain agar teman-teman dari Diploma Tiga Metrologi dan Instrumentasi berani melanjutkan studi di luar negeri," tutupnya. (bal/van)

Berita Terkait