ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
31 Desember 2015, 20:12

Tutup 2015, Ini Strategi ITS Sambut MEA

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketua Senat Akademik ITS, Prof Ir Priyo Suprobo MSC PhD menuturkan ITS kini memiliki tuntutan yang berat dengan status PTN-BH. Sebab, selain dikucuri lebih banyak dana dari pemerintah, ITS juga diberi keleluasaan dalam pengelolaan keuangan serta sumber daya manusia (SDM).

"Salah satunya adalah melakukan internasionalisasi, mulai dari kurikulum hingga kualitas lulusan yang mampu bersaing secara global," jelas Rektor ITS periode 2007-2011 itu.

Hal ini turut diungkapkan Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD. Menurutnya, MEA yang telah resmi berlangsung harus disikapi dengan bijaksana. Hal ini berhubungan dengan banyaknya jumlah tenaga kerja Indonesia di luar negeri, namun sedikit tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia.

"Padahal, MEA menuntut kita untuk membuktikan sejauh mana kita dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri, namun tetap mampu bersaing di negeri orang," ujar Joni.

Menghadapi fenomena tersebut, Joni menjelaskan beberapa langkah strategis ITS. Salah satunya akreditasi institut secara internasional. Tak heran, setelah empat jurusan terakreditasi ASEAN University Network (AUN), terdapat empat jurusan lain yang kini bersiap menyusul.

"Dengan akreditasi tersebut, ITS sudah bisa disetarakan dengan universitas lain di ASEAN,"  tutur pria yang menempuh gelar S3 di Inggris tersebut.

Tak hanya itu, sebagai PTN-BH, Joni mengaku ITS semakin dituntut untuk masuk jajaran universitas terbaik dunia. Namun, salah satu kendala yang dihadapi ialah keterbatasan biaya, terutama untuk melakukan penelitian. ITS pun dituntut melakukan inovasi dan kreativitas menghadapi tantangan tersebut.

"Kita berusaha melakukan kolaborasi riset dengan universitas luar negeri. Jadi, kita mengusulkan ide dan mereka membantu melakukan penelitian," papar pria kelahiran Bandung ini.

Tak pelak, Joni menuntut mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, termasuk dengan mengikuti sertifikasi profesi insinyur yang kini sedang digarap Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Selain itu, mahasiswa juga harus membekali diri dengan attitude dan soft skill yang baik, termasuk kemampuan berbahasa dan berkomunikasi.

"Banyaklah berinteraksi dengan mahasiswa asing, maupun mengikuti seminar dan kegiatan sosial. Kegiatan kaderisasi juga harus mendukung hal ini," imbaunya.

Di akhir, ia mengutarakan agar mahasiswa benar-benar memaksimalkan waktunya selama menempuh pendidikan di ITS, sehingga ITS juga dapat memfasilitasinya secara optimal. Joni menambahkan, sejauh ini ITS telah banyak bekerja sama dengan institusi asing demi menjalankan beberapa program pertukaran pelajar dan double degree. "Dengan program double degree, mahasiswa tetap dapat memperoleh kualitas pendidikan yang baik meski dengan sarana terbatas," tutup Joni. (ayi/man)

Berita Terkait