Kamis sore (12/11), Reporter ITS Online berkesempatan mengunjungi sekolah rakyat yang dibina oleh HMTF. Ketika memarkir sepeda motor, tampak beberapa anak kecil berlarian menuju arah kami. Mereka dengan tak sabar menarik-narik baju kami untuk segera memulai kelas. Kami ikut berlari kecil untuk mengimbangi mereka.

Menjadi kegiatan rutin bagi HMTF untuk berkunjung ke desa ini. Dalam acara yang bertajuk Sekolah Rakyat, mereka mengajar anak-anak kecil yang masih duduk di bangku SD maupun SMP. "Kegiatan seperti ini rutin kami lakukan seminggu dua kali pada hari senin malam dan kamis malam," ujar Hadrian Saputra selaku Kepala Departemen Sosial Masyarakat HMTF.

Kegiatan yang dilaksanakan di mushola sekitar kampung ini diikuti oleh sekitar 20 anak. "Anak-anak yang kami ajar ini berasal dari keluarga ekonomi tingkat menengah ke bawah," imbuh mahasiswa semester lima ini. 

Anak-anak tampak sangat bersemangat. Beberapa dari mereka meminta bantuan untuk mengerjakan PR yang diberikan gurunya di sekolah. Tak jarang, para mahasiswa memberikan soal-soal untuk mereka kerjakan sebagai bahan pengembangan.

"Sekolah Rakyat ini bertujuan untuk membantu adik-adik sekolah dalam belajar, serta kami ingin mengabdi untuk masyarakat sekitar," ujar Hija, salah satu pengajar. Kegiatan yang sudah berjalan sekitar lima tahun ini mendapat dukungan dari masyarakat sekitar.

Tak hanya belajar materi sekolah saja, Sekolah Rakyat juga mengajarkan pelajaran non akademik. "Terkadang diselingi menggambar dan mewarnai. Untuk melestarikan kesenian nusantara, kami juga mengajarkan angklung," lanjutnya. Bahkan, pelajaran tentang agama juga disampaikan untuk memperbaiki akhlak anak-anak di sini.

Hadrian mengaku, tak bisa dipungkiri anak-anak tersebut akan menjadi penerus bangsa. Oleh karena itu menurutnya, sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan tinggi, HMTF berusaha memainkan perannya dalam membangun bangsa melalui sekolah rakyat ini. (n9/mis)