ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
08 November 2015, 05:11

Kampung Mitra, Latih Masyarakat Kelola Lingkungan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Qurrata Laraiba Tidri, ketua pelaksana mengatakan, Kampung Mitra akan dilaksanakan selama empat tahun dengan mengangkat lima pilar kebajikan sebagai dasarnya. Tahun pertama, kata mahasiswa yang akrab disapa Oba, program berfokus pada penghijauan. Selanjutnya kegiatan diteruskan dengan pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah domestik. ”Baru kemudian pemberdayaan masyarakat dan ekonominya," terang mahasiswa asal Sumatera Barat itu.

Oba menjalaskan, program penghiajauan dilakukan dengan menciptakan inovasi pertanian yang sesuai untuk daerah perkotaan. Inovasi yang dimaksud adalah urban farming, khususnya vertical planting. Karena menurutnya, dengan program tersebut masyarakat dapat menanam tanaman meskipun hanya memiliki lahan yang sempit.

Adapun program pengelolaan sampah direalisasikan dengan pembentukan bank sampah. Dengan bank sampah, lanjut Oba, masyarakat dapat berkontribusi meminimalisasi sampah dengan mengumpulkannya di tempat yang ditentukan. ”Setelah itu kami ingin membentuk kader-kader lingkungan bagi anak-anak di sana,” jelasnya.

Ditemui di sela-sela acara, Dra Sri Nurhayati, Lurah Gading, mengaku sangat senang dengan Kampung Mitra yang diselenggarakan di kelurahannya. "Ini kali pertama ada kerjasama antara warga dan mahasiswa, warga sangat antusias," ungkapnya bahagia. Beliau menceritakan, selama ini inisiatif warga untuk mengatasi permasalahan lingkungan di sekitarnya dirasa kurang.

Nurhayati mengungkapkan, dulu pernah ada program yang pernah dijalankan di Kelurahan Gading, seperti Green and Clean. Namun, ia menyayangkan, program itu hanya berjalan sekali dan tanpa keberlanjutan. ”Kami berharap Kampung Mitra ini mampu membiasakan warga mengatasi permasalahan lingkungan," harapnya.

Senada dengan Sri, IDAA Warmadewanthi ST MT PhD, Ketua Jurasan Teknik Lingkungan memaparkan, Kampung Mitra menurutnya dapat melatih mahasiswa untuk mengaplikasikan apa yang telah dipelajari di bangku formal. "Ini adalah kesempatan besar bagi mahasiswa Teknik Lingkungan untuk take action, apalagi didukung dengan masyarakat Surabaya yang terbuka dengan program seperti ini," pungkas wanita yang akrab disapa Wawa itu. (n2/mis)

Berita Terkait