ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
07 November 2015, 17:11

Kisah Angkie, Penyandang Disabilitas yang Berprestasi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Menjadi pembicara di #IMPACT2015 bukan lagi hal yang sulit dilakukan oleh wanita yang akrab disapa Angkie ini. Meskipun ia tunarungu dan kesulitan berbicara, Angkie tak segan membagikan pengalamannya selama satu jam dengan peserta #IMPACT2015 yang mencapai 700 orang.

Istri dari Budi Prasetio ini menceritakan kondisi difabel yang dia alami sejak usia sepuluh tahun. Tidak sedikit pula yang mencemoohnya di bangku sekolah dulu. "Tapi saat itu saya tetap kuat dan tidak pernah berhenti berharap," ungkapnya bersemangat.

"Merasa minder bukan hal yang mudah dihindari, tapi kalau kita terus berpikir negatif maka seterusnya kita akan menjadi orang yang negatif, " papar ibu satu anak ini. Angkie menambahkan, terkadang orang terlalu asyik menyaksikan keberhasilan orang lain sampai lupa berkaca dan menyaksikan kehebatannya sendiri.

Sebagai seorang penyandang disabilitas, ia tidak memungkiri pernah berada di posisi terbawah bahkan sempat berpikir untuk bunuh diri. Namun, finalis Abang None Jakarta 2008 ini tak berhenti berdoa dan menatap peluang di masa depannya untuk berani menantang dunia. Hal ini dibuktikan dengan keberaniannya mengambil jurusan Public Relation atau Ilmu Komunikasi London School Jakarta.

Angkie mengatakan, saat itu dirinya mulai menemukan titik balik hidup ketika menjalankan umroh. "Tuhan menunjukkan kepada saya bahwa ketika semua orang normal sibuk dengan dunianya masing-masing, siapa lagi yang dapat  menggerakan kaum difabel jika bukan diri kita sendiri, " jelasnya di tengah acara.

Keberaniannya  menjadikan founder dan CEO Thisable Enterprise ini mampu membuktikan bahwa sebagai seorang difabel ia mampu menembus batas dengan banyak hal luar biasa yang mampu dia raih. Tak hanya itu, dia juga telah berhasil menerbitkan dua buah buku, Disabilitas Menembus Batas dan Setinggi Langit. "Saya hobi menulis karena saya tidak bisa mendengar," tukas wanita kelahiran Medan 1987 ini.

Di akhir, Angkie pun berpesan kepada peserta yang mayoritas mahasiswa untuk tidak memandang sebelah mata kaum disfabel. Bahkan ia juga menantang peserta untuk berani meraih mimpi tanpa membatasi diri. "Jangan berhenti belajar dari hari lalu dan jangan pula berhenti berharap untuk hari esok," pesannya. (n2/pus)

Berita Terkait