ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
06 November 2015, 11:11

Usai Diresmikan, HMTG Canangkan Berbagai Proker

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketua HMTG periode 2015-2016 Mochammad Fauzan Dwiharto mengatakan, sebenarnya himpunan ini telah dirintis pertama kali sejak Jurusan Teknik Geofisika berdiri. "Namun karena kurangnya kelengkapan dan sumber daya manusia, HMTG harus menunggu angkatan setelahnya hadir," imbuh mahasiswa yang biasa dipanggil Ujang ini.

Beberapa kelengkapan yang dimaksud adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Program Kerja Kepengurusan, Garis Besar Haluan Kerja, Arah Gerak Keprofesian, dan lain sebagainya. Menurutnya, semua kelengkapan itu sangat dibutuhkan sebagaimana tercantum dalam UU No 5 tahun 2014 yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) tentang Pembentukan Himpunan.

Mahasiswa asal Jember ini juga mengatakan sebenarnya pihaknya telah berusaha melengkapi kekurangan tersebut pada 2013 lalu dengan ketua himpunan saat itu Muhammad Ghazali. Dengan mengusung jajaran kabinet bernama PELOPOR, Ujang pun akhirnya kini berhasil menjadi ketua himpunan pertama HMTG.

Menurut penjelasan Ujang, PELOPOR itu sendiri memiliki tujuh nilai. P yang pertama berarti Produktif, E berarti Empatik, L berarti Loyal, O pertama berarti Optimis, P kedua Prestatif, O kedua berarti Objektif, dan R berarti Relatif.

Saat ditanya mengenai target, Ujang mengungkapkan kabinet PELOPOR berencana mengadakan big event bernama Geosphere (Geophysic Atmosphere) yang akan diselenggarakan pada Maret 2016 mendatang. "Dalam waktu dekat kami juga akan menyelenggarakan Tour de Surabaya demi memperingati Hari Pahlawan, Sabtu (14/11) mendatang," tuturnya.

Kampung Mitra dan KIK

Saat ini HMTG juga mulai merintis suatu kampung mitra yang diberi nama Kampung Inggris. "Kami mengajar bahasa Inggris di sebuah kampung binaan yang berlokasi di Medoan Semampir mulai Oktober 2015 mendatang," terang Ujang.

Mengenai keprofesian Geofisika, PELOPOR memiliki program kerja (proker) Kelas Inspirasi Kebumian (KIK) yang dilaksanakan berkala di waktu dan lokasi berbeda. Daerah yang dituju adalah daerah rawan bencana, contohnya pegunungan. Sasaran KIK adalah siswa-siswi Sekolah Dasar yang berada di lingkungan rawan bencana. "Proker ini akan berlangsung tahun depan," pungkasnya kepada ITS Online. (oti/pus)

Berita Terkait