ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
04 November 2015, 11:11

ITS Juarai Oil Rig Design Se-Asia Pasifik

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kompetisi yang berlangsung selama tiga hari sejak Senin (26/10) itu merupakan kolaborasi antara UTim dengan Society of  Petroleum Engineers (SPE). Sejatinya, terdapat tiga gelaran acara yang dirangkum dalam Asia Pasifik SPE Student Chapter Conference tersebut. Yakni Paper Contest, Petro Smart Competition, dan Oil Rig Design.

Mohammad Aulia Aldi dan Sandy Ramadhan, dua dari lima mahasiswa tersebut adalah mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan angkatan 2012. Sedangkan tiga lainnya merupakan  mahasiswa Jurusan Teknik Kimia angkatan 2013 yakni Mohammad Irsan Agustian, Arika Fadhia Rahmi, dan Dimas Agung Laksono. Kelima mahasiswa ini berhasil merancang prototype alat pengebor minyak yang mampu menahan laju korosi hingga dua kali lipat umur sebenarnya.
Dikatakan Irsan, alat pengebor minyak bikinan mereka seharusnya berumur 20 tahun, akan tetapi, dengan penambahan lapisan H2S Shield, umur alat tersebut mampu mencapai 40 tahun. Keunggulan lain prototype yang diusung timnya adalah konsep Green Living Environment yang mampu mengurangi tingkat stres karyawan di tengah laut. "Dalam lingkungan pengeboran tengah laut, 80 persen kecelakaan terjadi karena human error akibat tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan karyawan di daratan," jelasnya.
Ditambah lagi, prototype tersebut menggunakan energi listrik dengan memanfaatkan tenaga bandul. Dengan memanfaatkan gelombang ombak, bandul yang dipasang di permukaan laut akan bergerak naik turun. "Gerakan ini akan memutar generator yang kemudian akan menghasilkan energi listrik. Listrik tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di living quarter, tempat tinggal karyawan," terang Irsan.
Tantangan lain yang tak kalah seru dihadapi timnya adalah membuat  prototype serupa dalam waktu terbatas. Tiruan desain pengebor minyak itu dirancang menggunakan sterofoam. "Memang peralatan desain prototype disediakan oleh panitia, akan tetapi waktu yang diberikan hanya empat jam," tuturnya. Namun, tantangan tersebut dapat mereka selesaikan dengan membangun prototype yang mampu menahan beban delapan kilogram.
Dikatakan Irsan, ke depannya ia dan timnya juga akan mengikuti lomba serupa di negara lain. "Karena ini pertama kali kami mengikuti lomba tingkat internasional, harapannya kami mampu mengikuti lomba lainnya untuk meningkatkan pemahaman akan international exposure," tutupnya. (ven/man)

Berita Terkait