ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
27 Oktober 2015, 15:10

Simposium Internasional Bahas Beton Ramah Lingkungan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Korigi merupakan  sebuah konsorsium di bidang geopolimer yang dimotori oleh delapan orang. Empat di antaranya berasal dari ITS yakni Dr Eng Januarti Jaya Ekaputri ST MT, Hamzah Fansuri SSi M.Si Ph.D, Dr Ridho Bayu Aji ST MT, dan Ir Ervina Ahyudanari ME. Sementara untuk simposiumnya sendiri digunakan sebagai forum diskusi tahunan bagi para ahli geopolimer mengenai ide, temuan, keahlian, serta penelitian mereka.

Yani, sapaan akrab Dr Eng Januarti Jaya Ekaputri ST MT, mengungkapkan pentingnya pelaksanaan simposium ini dikarenakan geopolimer memiliki peran penting dalam industri bangunan di masa depan. Selain itu, geopolimer juga dapat mengurangi ketergantungan akan kapur, sehingga dapat ikut serta dalam pelestarian lingkungan. ”Oleh karena itu, material ini dapat dijadikan alternatif pengganti beton semen,” ujarnya.

Pada simposium kali ini, tercatat ada 32 paper yang terdaftar dari 93 peserta dari berbagai negara. Sementara untuk pesertanya sendiri, sebagian besar berasal dari kalangan peneliti atau ahli geopolimer. Meski demikian, ada juga peserta yang berasal dari kalangan pelaku industri. ”Tujuan lain dari penyelenggaraan simposium ini juga untuk menjalin kerjasama dengan para pelaku industri agar mau memanfaatkan material geopolimer,” jelas dosen Jurusan Teknik Sipil ITS ini.

Kelebihan dan Kekurangan Geopolimer
Selain ramah lingkungan, material geopolimer juga memiliki keuntungan lain. Salah satunya, material ini dapat diproduksi menggunakan bahan baku limbah industri. Menurut Yani, geopolimer dapat dibuat dari abu hasil pembakaran batu bara atau yang biasa disebut fly ash. Bahkan material ini juga dapat dibuat dari lumpur lapindo yang selama ini belum dapat dimanfaatkan. ”Lumpur Lapindo kita namakan LUSI. Tak hanya Lumpur Lapindo, kami juga berusaha memanfaatkan limbah yang mengandung silika dan alumina aktif,” ujarnya.
   
Dari segi kekuatan, Yani menjelaskan bahwa perbedaan daya tahan geopolimer terhadap tekanan maupun tarikan dengan material jenis lain cukup jauh. Jika material beton lain hanya mampu bertahan hingga tekanan 25 megapascal, material geopolimer dapat bertahan hingga lebih dari 50 megapascal.

Akan tetapi, dibalik kelebihan tersebut, material geopolimer juga memiliki kelemahan. Salah  satunya ialah harga bahan pereaktif geopolimer yang cukup mahal. Yani berharap, industri-industri beton di Indonesia segera memanfaatkan material berbahan geopolimer ini. Sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah hasil industri. (oti/n20/ali)

Berita Terkait