Mengambil konsep Eksistensi Kebudayaan Indonesia, Trashion kali ini
banyak mengambil motif Indonesia dalam busananya. Hal ini ditunjukkan baik dalam motif tradisional maupun busana yang terinspirasi dari flora dan fauna khas Indonesia.
Mega Resti Sudigno, koordinator Recycle Art ITS Expo mengaku tak menyangka hasil Trashion tahun ini akan begitu memukau. Dibandingkan tahun lalu, Mega menegaskan bahwa Trashion kali ini jauh lebih heboh. "Peserta yang mengikuti kompetisi ini sangat antusias dan hasilnya bagus sekali," ujarnya antusias.
Ada peserta yang terinspirasi dari keindahan corak ekor burung merak, kelembutan khas wanita Jawa, hingga warna-warni khas Kalimantan yang sederhana dan geometris. Semua tersaji secara apik dalam pagelaran busana Trashion ini.
Berbagai bahan sampah yang digunakan pun beraneka ragam. Tak heran jika hal tersebut menambah keunikan busana yang ditampilkan. Siapa sangka karung goni hingga kantong plastik bisa menjadi fashion item yang elegan dan tak kalah indah dengan baju butik?
Mega mengatakan para panitia memang sengaja menyediakan usaha lebih untuk menggelar fashion show kali ini. Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi ini bahkan mengungkapkan pagelaran busana kali ini dibuat layaknya Jakarta Fashion Week atau pergelaran busana besar lainnya, "Kami ingin terlihat se-nyata mungkin, agar sama bagusnya dengan karya yang ditampilkan," ujarnya.
Uniknya, peserta Trashion juga beragam. Tak hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi juga ada siswa SMA yang mengikuti kompetisi ini. Bahkan ada mahasiswa yang datang jauh-jauh dari Jakarta, Semarang dan perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Menurut Mega, panitia ITS Expo menyediakan penginapan dan transport selama di Surabaya untuk peserta yang asalnya jauh. "Tapi kami tidak menyediakannya untuk peserta yang berdomisili di Surabaya," imbuh mahasiswi angkatan 2013 ini.
Dari fashion show ini, muncul tiga karya yang merajai panggung ITS Expo. Juara tiga diraih oleh Grup Muthia Hanifa dan Muthia Nur Amalina dari ITS dengan konsep gipsi-nya. Grup ini berhasil memukau juri dengan rangkaian busana berbahan dasar karung goni dan kain kasur kapuk bekas yang dipadukan secara apik.
Di urutan kedua ada Universitas Negeri Semarang yang berhasil menggaet hati juri dengan gaun hitam dari bahan kantung plastik. Paduan warna hitam dan emas serta topi yang dihiasi bunga-bunga berwarna emas berhasil membawa tim ini bertengger di juarakedua.
Sedangkan juara pertama berhasil digondol oleh tim dari ITS dengan konsep corak Kalimantan dan paduan warna mencolok dari Madura. Baju berbahan dasar karung ini berhasil memukau juri Trashion. Bila model lain tampil dengan gaya yang anggun, maka model dari tim Jurusan Desain Produk Industri dan Desain Interior ini tampil beda dengan gayanya yang agresif dan percaya diri.
Selain kesesuaian tema, ide dan ergonomi, penampilan pada saat fashion show juga menjadi poin yang diunggulkan. Tak heranlah apabila tim Veronica Ajeng, Arifa Tantri dan Andinni Wida ini berhasil tampil dominan dengan konsepnya yang beda.
Tak berhenti di fashion show kali ini, Mega juga mengungkapkan akan digelar fashion show kembali untuk ketiga pemenang dan tiga busana yang menyandang gelar The Best per kategori pada penutupan ITS Expo. "Hal ini kami lakukan agar lebih banyak orang yang bisa melihat karya Recycle Art," pungkasnya. (gol/pus)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan