Pitoyo, ST MT, Ketua Rukun Tetangga (RT) Perumdos Blok T menjelaskan kronologi tertangkapnya pelaku. Saat itu, ujarnya, pelaku telah menjadi buronan Daftar Pencarian Orang (DPO) pihak kepolisian. Kendati telah menjadi DPO, pelaku tetap melakukan aksi curanmor di sekitar ITS terutama Perumdos. Kebetulan siang itu, pihak intel dari kepolisian telah melacak dan mengawasi tempat kejadian perkara.

”Karena tersangka adalah DPO, polisi selalu mengawasi tempat pelaku biasa melakukan aksi, salah satunya adalah Perumdos ITS ini,” ujar Pitoyo memberikan keterangan. Menurut penuturannya, pihak kepolisian yang telah melakukan patroli sejak pagi melihat pelaku sedang berusaha membobol sepeda motor di lingkungan Perumdos.

Alhasil, polisi bergegas meluncurkan tembakan peringatan ke arah pelaku. Karena terkejut, pelaku mencoba melarikan diri ke arah kolam di samping Perumdos Blok T. Sayangnya, pelaku yang terlalu ceroboh tidak mengira bahwa kolam tersebut cukup dalam. Meski telah terjerembab masuk, pelaku tetap bisa melarikan diri hingga melintasi Jalan Teknik Mesin di depan Jurusan Teknik Material dan Metalurgi.

Melihat pelaku tetap bersikukuh lari, polisi tetap melakukan pengejaran. Sayangnya, kali ini pelaku kembali terjerembab ke dalam kolam penampungan yang terletak di dekat Greenhouse ITS setelah menyeberangi Jalan Teknik Mesin. Akibatnya, pelaku tidak bisa melarikan diri dan berhasil diringkus polisi.

Sesaat kemudian, Satuan Keamanan Kampus (SKK) ITS pun membawa mobil patroli untuk membawa kedua pelaku ke kantor kepolisian. Selanjutnya, SKK bekerjasama dengan kepolisian mengamankan barang bukti yang pelaku gunakan untuk membobol sepeda motor berupa kunci T.

Untuk mengamankan barang bukti tersebut, SKK dan polisi menyusuri kolam tempat pelaku membuang barang bukti tersebut. ”Untungnya, tidak terjadi amuk masa saat pelaku tertangkap. Namun, tidak menutup kemungkinan akan terjadi pencurian lagi karena kita belum tahu berapa banyak pelaku curanmor ini,” ujar Pitoyo. (van/mis)