ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
20 September 2015, 06:09

ITS Sabet Dua Penghargaan IDEERS 2015

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tim yang dimotori Bernard Octavianus, Gifari Zulkarnaen, Lorddy Zefanya, dan Freddy Alfreda itu menceritakan apa saja yang disiapkan menjelang dimulainya kompetisi. "Pada poster yang kami kirim ke panitia, kami menggunakan dua bahasa, yakni bahasa Mandarin dan Inggris untuk menghormati panitia ," ujar Bernard mengawali ceritanya.

Selain itu, Bernard menuturkan saat kompetisi berlangsung, timnya menggunakan sistem penanganan gempa yang baik hingga akhirnya berhasil menjadi salah satu tim terbaik pada kategori Penanganan Gempa. "Kemarin, kami menggunakan sistem bracing tali karena material yang dikirim panitia adalah benang wol berwarna putih," kata Bernard.

Kemudian, sistem lain yang digunakan adalah sistem kolom L dimana beban yang ada akan terbagi rata di kedua belah sisi. Sistem kolom L sendiri biasanya digunakan untuk beban gempa, sedangkan untuk menanggulangi beban lain, tim menggunakan kolom praktis yang ada di sebelah kiri kolom sebagai penahan beban. Menurutnya, sistem inilah yang juga sukses membawa tim menyabet gelar Earthquake Resistance. "Waktu itu kita diberikan 400 gall dan sistem kami tidak jatuh," terang Bernard.

Bernard mengaku tidak hanya tim dari ITS yang menggunakan sistem kolom L, beberapa peserta juga menggunakannya. "Namun, kembali lagi kepada masing-masing peserta, terkadang beban tidak terbagi ke kedua belah sisi dengan baik," paparnya.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa selama masa kompetisi, tim dari ITS tidak memiliki pelanggaran sama sekali. Adapun beberapa contoh peraturan dalam yakni tinggi bangunan maksimal adalah 70 sentimeter dengan adanya jarak antar kolom dalam ruang bebas dimana bebannya tidak boleh menyentuh kolom. "Namun, beberapa peserta masih saja ada yang melanggar," ujar Bernard.

Menganai material, pihaknya mengaku menggunakan seluruh material yang diberikan oleh panitia dan benar-benar membagi beban dengan tiga sistem yang digunakan, yaitu kolom L, praktis, dan bracing tali. Hal itu pun diyakininya membuat bangunan menjadi kokoh dan tahan gempa.

Adapun material yang digunakan yaitu kayu mdf, tali wol, dan lem. Sebelumnya tim ini pun telah melakukan empat kali uji coba sebelum akhirnya material dikirim kembali ke lokasi perlombaan. "Dan masing-masing percobaan memiliki target pencapaian sendiri-sendiri," ungkapnya.

Selama berkompetisi, pihaknya merasa tim asal Vietnam, Duy Tan University adalah saingan terberat yang dimiliki ITS. "Mereka benar-benar menggunakan material dengan efektif, dengan kayu yang minimal namun mampu menahan beban yang maksimal," ujar Bernard. 

Pun demikian, tim ITS tak memungkiri menukil banyak pembelajaran dari tim asal Vietnam tersebut dalam hal keefektifan material. Hal tersebut dikatakannya menjadi bahan pembelajaran bagi generasi selanjutnya yang akan mengikuti kegiatan serupa. "Kami berharap hal ini menjadi batu loncatan bagi generasi setelah kami untuk lebih berani mengikuti kompetisi-kompetisi internasional lainnya, tidak hanya lingkup daerah atau nasional saja," tegas bernard. (oti/man)

Berita Terkait