Joni mengucapkan selamat kepada para wisudawan yang telah menyelesaikan studinya di ITS. Menurutnya, lulus di ITS memang tidaklah mudah, karena itu ia mengapresiasi para wisudawan yang telah berjuang menyelesaikan Tugas Akhir (TA) dan yudisiumnya.
Secara simbolik, ia pun resmi mengembalikan wisudawan ke orang tua yang telah menitipkan putra-putrinya di ITS. Tak lupa, ia menginginkan agar jargon ITS Cerdas Amanah Kreatif (CAK) terus melekat di benak para wisudawan. "Karena jargon tersebut adalah jiwa representasi arek ITS," ujarnya kepada para wisudawan.
Mengenai rasio wisudawan, ia mengungkapkan perbandingan rasio antara wisudawan dan wisudawati adalah tujuh berbanding satu. Melihat hal ini, Joni mengatakan Institut Teknologi yang notabene dulu sebagian diisi oleh laki-laki sekarang telah berganti komposisi menjadi sebagian besar wanita. Hal ini menunjukkan bahwa institut teknologi bukan hanya untuk lelaki. "Para wanita sekarang telah berjuang untuk menjadi insinyur masa depan," ucapnya.
Untuk wisuda pada hari ini, ITS telah mewisuda sebanyak 702 wisudawan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan 319 wisudawan Fakultas Teknologi dan Informasi (FTIf). Sedangkan pekan selanjutnya adalah giliran Fakultas Teknologi Industri (FTI) sebanyak 1.437 orang.
Joni menekankan, setelah memasuki dunia pascakampus, para wisudawan setidaknya mengambil sertifikasi keahlian agar lebih mempunyai nilai jual dan daya saing dengan lulusan dari universitas lain. Tak lupa, moralitas tetap harus diutamakan seperti kejujuran dan tanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan baik untuk wisudawan yang terjun di dunia kerja atau wirausaha. "Karena kejujuran adalah mata uang paling berharga," ujar dosen Teknik Lingkungan ITS ini.
Di antara pesan yang ia sampaikan, salah satu pesan yang paling penting adalah berbakti kepada orang tua. Menurutnya, kunci kesuksesan terletak pada ridho orang tua. "Saya titipkan nama besar ITS di tangan kalian," tutupnya.
Datang Jauh dari Sulawesi
Asnidar, ibu paruh baya ini tak menyangka bisa menginjakkan kaki di Pulau Jawa. Pasalnya, anak ketiganya Muhammad Iqbal Thola resmi menyandang gelar Magister Sains (MSi) dalam program studi Statistika.
Saat mengetahui anaknya akan diwisuda, Asnidar pun bergegas membeli tiket pesawat untuk menghadiri prosesi wisuda. Perjalanan satu setengah jam dari Palu tak terasa berat lantaran rasa bahagianya melihat anaknya akan lulus. Hal itu ia ucapkan, karena menurutnya anaknya akan lulus dari salah satu institut terbaik di Indonesia.
Apalagi di daerah asalnya, universitas daerah tidak terdapat keilmuan statistika yang diambil anaknya. Ia pun merelakan anaknya mengenyam bangku kuliah di Pulau Jawa. "Setahu saya pendidikan di Pulau Jawa pun sudah di atas rata-rata dari pada di luar Pulau lain," ungkap Asnidar.
Selain itu, ia menceritakan setelah lulus, anaknya akan menjalani profesi sebagai dosen di universitas negeri daerah setempat. Baginya, seorang intelektual muda harus bisa mengabdikan diri untuk Negara terlebih dalam bidang pendidikan. "Saya berharap ITS bisa terus mencetak generasi yang intelek dan memajukan bangsa," tandasnya. (van/ady)