Secara umum, terdapat empat rencana kebutuhan Technopark yang dipaparkan Dr Raja Olan Saut gurning ST MSc. ”Keempat rencana tersebut meliputi sektor maritim, teknologi informasi & komunikasi, otomotif, dan industri kreatif,” papar Saut sebagai Kepala Badan Inovasi dan bisnis Ventura (BIBV).

Selain itu, turut disampaikan pula berbagai inovasi ITS yang telah masuk ke tahapan hilirisasi. Pada bidang maritim, beberapa inovasi tersebut meliputi produk desain, komponen kapal, produk kontainer kecil, rancang bangun sistem perpipaan, dan masih banyak lagi. 

Sedangkan di bidang energi dan otomotif, inovasi yang telah digapai ITS meliputi bus listrik, motor listrik, komponen mobil, hingga produk electricy car . ”Meski kami tidak memiliki prodi bidang pariwisata, namun di industri kreatif kami membantu mendesain pulau dengan modifikasi yang disiapkan sebagai objek wisata,” tambahnya.

Dalam presentasinya, Saut menyampaikan harapan agar Kemenristek turut mendukung upaya realisasi Technopark ini. Terkait hal tersebut, Nasir menanggapi Technopark bisa menjadi cara hilirisasi dan komersialisasi hasil penelitian.

”Penelitian semestinya tidak hanya menjadi pajangan. Bidang sains dalam Technopark dapat menjadi arena edukasi masyarakat, sedangkan pada bidang teknologi dapat menjadi ajang komersialisasi inovasi. Perguruan tinggi harus memiliki silicon-valley, dimana ia bisa membuat lahan produk inovasi yang bisa dimanfaatkan oleh dunia usaha,” ujarnya berkomentar.

Pada pertemuan yang dimoderatori langsung oleh Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MScES PhD ini, berbagai aspirasi perihal lainnya pun turut disampaikan. Salah satunya Direktur Program Pascasarjana ITS, Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT. Adi menyampaikan harapan agar beasiswa freshgraduate ditingkatkan lagi. Hal tersebut ia sampaikan dengan alasan mahasiswa pascasarjana merupakan tentara penelitian yang dapat menghasilkan banyak publikasi. (imb/akh)