Adapun alumni yang turut hadir adalah Harun Al Rasyid ST MT. Menurut Harun, proses kaderisasi sekarang masih banyak yang disalahgunakan. Jika dipandang pada kedua belah sisi, sebetulnya dampak kaderisasi ini sangatlah besar bagi kelangsungan hidup mahasiswa. Hanya saja, sekarang zamannya telah berubah. Sehingga butuh penyesuaian kembali masalah teknis dan pelaksanaannya. "Pengaderan itu bukan wahana perpeloncoan, melainkan mendidik untuk menjadi mahasiswa yang lebih baik," ujar pentolan pergerakan mahasiswa ITS yang jaya di masanya itu.
Sedangkan Juara Mahasiswa Beprestasi (Mawapres) Nasional dari ITS, Aditya Brahmana menuturkan menjadi mahasiswa yang tidak biasa butuh bekal yang matang. Namun, hal utama yang dibutuhkan adalah semangat. Sebagai mahasiswa teknik khususnya, mahasiswa ITS sering mendedikasikan dirinya untuk riset karya ilmiah dan merancang prototype alat-alat berbasis teknologi. "Kalau dari diri kalian saja tidak mampu menyemangati diri sendiri, bagaimana ceritanya bisa maju," jelas mahasiswa Jurusan Teknik Informatika ITS ini.
Lebih lanjut, mahasiswa peraih rentetan prestasi nasional dan internasional ini mengatakan sedari awal mahasiswa harus memiliki niat menyebarkan kebermanfaatan bagi orang lain. Sehingga berprestasi tidak hanya untuk kebanggaan diri sendiri saja, melainkan mampu mengatasi masalah yang ada di lingkungan sekitar. "Kalau tidak bisa secara luas, belajarlah untuk mulai bisa bermanfaat di skala kecil dulu, seperti di ITS misalnya," ajak pria yang memuncaki persaingan Mawapres Nasional beberapa waktu silam ini.
Senada dengan Adit, Prebem ITS, Imran Ibnu Fajri mengutarakan niat adalah fondasi utama dalam melaksanakan apapun. Menurutnya, barang siapapun yang telah berani menginjakkan kakinya di tanah pahlawan tidak bisa menjadi banci hanya karena panas. "Siapapun yang telah menginjakkan kakinya di ITS, di kampus perjuangan, jangan cengeng! Sebab ke depan akan lebih banyak hambatan-hambatan yang harus dilalui," serunya lantang yang menuai tepuk tangan ribuan maba.
Bagi pria asal Jakarta ini, ITS bukanlah kampus pemberian belanda seperti yang lainnya. Kampus kita, tambah mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan ini, dibangun oleh tanah, tangan, dan keringat bangsa Indonesia sendiri. Kalaupun ada di antara kalian yang berani mengkhianati negeri ini silakan angkat kaki. Sebab proses kaderisasi, implementasi, perubahan mindset dari siswa menuju mahasiswa masih panjang. "Jalani dengan hati dan terus semangat," tutup Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan (Himatekpal) ITS periode 2013/2014 ini. (owi/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan