ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
22 Agustus 2015, 10:08

Kemenristekdikti Tunjuk Sipil Gelar Simposium Internasional

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketua Pelaksana MIGS-2 dan GeoTex 2015,  Dr Eng Januarti Jaya Ekaputri menerangkan bahwa symposium dan pameran teknologi ini akan dilaksanakan di Hotel Bumi Surabaya, Jl. Jend Basuki Rahmat 106-128, Surabaya. Dalam melaksanakan Symposium ini, dosen yang akrab disapa Januar ini, dibantu oleh University Malaysia Perlis, Universitas Kristen Petra, dan Universitas Negeri Makassar. Selain itu, simposium ini didukung pula oleh Konsorsium Riset Geopolimer Indonesia (Korigi), Malaysian Geopolymer Society (MyGeopolymer), Center of Excellence Geopolymer & Green Technology (CEGeoGTech), dan Universitas Negeri Malang (UM).

Januar menjelaskan bahwa MIGS-1 pertama dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia."Untuk tahun ini terdapat 16 negara dari lima benua  yang diperkirakan akan mengikuti simposium ini," paparnya senang. Dengan jumlah peserta yang ditargetkan sebesar 80 hingga 100 orang yang berasal dari kalangan industri beton atau kontruksi industri additive beton, industri kimia dan industri-industri terkait, peneliti dan perguruan tinggi atau lembaga riset serta mahasiswa dari negara-negara ASEAN maupun dari luar ASEAN.

Simposium ini dilaksanakan lantaran industri beton merupakan industri yang paling banyak menggunakan sumber daya alam terutama semen Portland. Untuk memproduksi beton satu tahun didunia dibutuhkan sekitar 1,8 milyar ton semen. Dan untuk memproduksi 1,8 milyar ton tersebut diperlukan sekitar 3,45 milyar ton bahan dasar yang terdiri dari tanah liat dan kapur. "Dalam memproduksi semen, industri semen melepaskan gas COyang setara dengan berat semen yang dihasilkan," jelasnya. Hal yang lebih fantastis lagi ialah industri semen berkontribusi sekitar 8-10 persen dalam emisi gas CO2 didunia.

Solusi dari permasalahan ini adalah menggunakan beton geopolimer. Keuntungannya adalah karena beton geopolimer dikenal sebagai material non semen Portland. Penelitian mengenai beton geopolimer di Indonesia sudah dimulai lebih dari satu dekade "Penelitian pertama mengenai geopolimer dilakukan oleh dosen ITS lho," terangnya. Sudah banyak publikasi yang di hasilkan Indonesia terutama pemanfaatan fly ash sebagai bahan baku geopolimer. 

Adapun keynote speaker dari simposium ini para praktisi dan para ahli geopolimer dari Indonesia, Thailand dan Malaysia. Mewakili Indonesia, Subaer Junaedi, doktor di bidang fisika geopolimer Universitas Negeri Makassar yang merupakan pendiri serta anggota aktif KORIGI didapuk menjadi pembicara. Sementara pembicara dari Thailand dan Malaysia, Prinya Chindaprasirt, profesor di bidang geopolimer dari Khon Kaen University dan Mohd Mustafa Al Bakri Abdullah, professor di bidang material dan aplikasi geopolimer dari University Malaysia Perlis yang juga menjabat sebagai chairman CeGeoTech.

Menurut Januar, tujuan diadakan simposium ini adalah untuk menyebarluaskan pemahaman tentang konsep geopolimer dan pemanfaatannya di antara kalangan akademisi, pelaku industri beton, semen dan industri yang terkait. "Selain itu, juga menyediakan sarana belajar berdasarkan pengalaman mewujudkan konsep green concrete," terangnya. Januar pun berharap dengan diadakannya simposium ini dapat merekatkan kerjasama antara industri dan akademisi agar lebih terbuka wawasannya dan bisa dilakukan kolaborasi antar negara. (ila/fin)

Berita Terkait