Darminto mengatakan, hingga saat ini ITS telah berhasil menghasilkan publikasi internasional sebanyak tiga ratus pertahun berindeks Scopus. Scopus adalah pusat data terbesar di dunia yang mencakup puluhan juta literatur ilmiah. Jumlah ini dinilai mampu membawa ITS menuju kiprahnya menjadi peringkat empat nasional. "Sayangnya dari tiga ratus publikasi hanya ada penulis sekitar seratus," ungkapnya kecewa.
Ia berharap setelah pergantian tongkat estafet ini, ITS bisa dijadikan sebagai PTN Riset Bertaraf Internasional, dengan tak melupakan perjuangan ITS meraih predikat Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH). Baginya, penelitian tak hanya memerlukan pendanaan, tetapi juga mendatangkan pendapatan. "Selama ini penelitian hanya bisa dipublikasikan, sehingga penelitian yang menjadi produk komersial dan terpatenkan harus ditingkatkan," tutur dosen Jurusan Fisika ini.
Menanggapi hal tersebut, Adi Soeprijanto menegaskan bahwa jumlah dan mutu peneliti baik dosen maupun mahasiswa memang perlu ditingkatkan. Menurutnya, mahasiswa merupakan pendukung utama dari majunya penelitian, terutama mahasiswa Pasca Sarjana yang sangat besar kontribusinya dalam penelitian. "Hal ini juga dilakukan untuk menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Penelitian 2015-2019 sebagai kelanjutan dari Rencana Induk Penelitian (RIP) 2011-2015 kemarin", ujarnya.
Selain itu, Adi pun menyesuaikan dengan target Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) yang menginginkan seluruh PTN BH agar masuk ke dalam tiga ratus universitas terkemuka di dunia. "Salah satu caranya adalah meningkatkan jumlah publikasi internasional, penelitian unggulan dan patennya," tuturnya. Tak ketinggalan, Adi juga ingin ITS bisa membawa predikat dalam bidang kemaritiman, nasional dan internasional.
Demi melakukan peningkatan tersebut tentunya Adi akan menggencarkan kontrol jumlah publikasi per dosen, serta menyiapkan laboratorium yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi (TDPT). Hal ini dilakukan dengan mengusahakan seluruh laboratorium di ITS tersertifikasi Lab Based Education (LBE). "Empat puluh persen laboratorium sudah tersertifikasi LBE seperti Jurusan Teknik Elektro, Teknik Informatika, Sistem Informasi dan lain sebagainya. Mereka telah memiliki organisasi dan melakukan penelitian yang terpublikasi," terang Adi.
Dengan berbagai riset unggulan seperti bidang maritim, data center dan lainnya yang mulai bergerak ke arah go company, Adi berharap ITS mampu menghasilkan pendapatan sendiri. Oleh karenanya, ia mulai memperkuat sinergitas ITS dalam hal kemaritiman dengan mencari laboratorium yang dapat disinergikan dengan fokusan maritim.
Bagi Adi, tak hanya FTK yang bisa berbicara hal maritim, jurusan lain pun bisa turut bergerak. Ia berencana semua penelitian yang berbau maritim akan disaring saring dan diserahkan ke laboratorium yang unggul. "Kalau perlu diadakan pameran, karena tentara kita adalah database dan laboratorium," pungkasnya kepada ITS Online. (riz/pus)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung