ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
13 Agustus 2015, 07:08

Kenalkan Industri Sepatu lewat Temu Bisnis

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Ratna Utarianingrum menjelaskan bahwa tujuan dari seminar alas kaki ini untuk mengajak kawula muda untuk mengetahui industri sepatu yang ada di Indonesia. "Kami berharap dengan adanya kerjasama ini, dapat membantu teman-teman muda untuk mencari jati diri, usaha, dan jalan agar bisa benar-benar berbisnis namun memiliki peluang yang bagus," ujar Ratna.
Sebelumnya, BPIPI dengan Despro telah beberapa kali menjalin kerjasama. Misalnya saja dalam kerjasama penyelenggaraan lomba desain alas kaki. "Despro juga pernah diminta untuk membuat packaging untuk lomba-lomba internasional," ujar Ratna. Kerjasama yang terjalin sejak 2009 tersebut membuat Despro menjadi salah satu juri dalam ajang lomba-lomba nasional desain sepatu.
Dalam seminar temu bisnis industri sepatu tersebut, dua narasumber dari industri persepatuan indonesia seperti Niluh Djelantik dan Brodo diundang untuk berbagi pengalaman. "Pada awalnya, latar belakang mereka tidak tahu betul mengenai sepatu, tapi setelah itu mereka bisa kok berbisnis sepatu secara modern," terang Ratna.
Dalam kesempatan tersebut Niluh Djelantik membagikan ilmu mengenai perjuangan pebisnis melalui cerita singkat perjalanan karirnya. "Kalau mau membuka bisnis atau usaha, harus jujur dan semangat. Kuncinya adalah jujur," ujar perempuan yang memiliki nama lengkap Niluh Putu Ary Pertami, pemilik dari produk Niluh Djelantik. 

Dirinya menjelaskan perjuangannya berwirausaha dengan kejujuran. "Pahit dan penuh perjuangan memang, namun saya ingin mengajarkan kepada anak buah saya mengenai kejujuran. Saya mendidik mereka untuk benar-benar jujur," ujar ibu satu anak tersebut.

Niluh juga menceritakan mengenai sasaran pasar di mana pangsa pasar yang pertama kali dibidiknya adalah Eropa. "Saya langsung membidik pasar Eropa karna saya melihat peluang besar jika saya memiliki nama di Internasional dulu," ujar Niluh.

Lain halnya dengan Brodo yang menjelaskan mengenai peluang bisnis online di Indonesia. "Kami merintis Brodo pertama kali pada tahun 2010 dimana kami masih menjabat sebagai mahasiswa semester akhir," terang Agam, salah satu pemilik Brodo. Dirinya dan tim melihat bahwa peluang online menjadi sasaran empuk bagi tim demi menghemat pemasaran.
Saat ini, Brodo telah memiliki berbagai vendor di seluruh Indonesia. Vendor yang direkrut pun tidak sembarangan. Pasalnya, hanya orang-orang yang bisa dipercaya yang akhirnya direkrut. ”Kepercayaan tersebut timbul dari komunikasi dan pertemanan yang telah terjalin antara Brodo dan calon vendor tersebut," pungkas Agam.(oti/sha)

Berita Terkait