ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
17 Juni 2015, 11:06

Menginspirasi dengan Jika Aku Menjadi Ala IFI

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Agenda tersebut dilakukan setelah masa pengajaran dalam kelas di dua sekolah dasar negeri (SDN) Sumberejo berakhir. Para pengajar dan sahabat IECC dibagi menjadi beberapa kelompok untuk tinggal selama dua hari di rumah warga yang telah ditentukan. "Sebelumnya kami melakukan pendekatan terlebih dahulu pada warga sekitar lalu kami mensurvei rumah mana yang boleh ditinggali," jelas Fadli Kurniawan Ketua Pelaksana IFI 2015. 

Setelah ditentukan rumah warga yang ditinggali, para pengajar dan sahabat IECC segera menuju rumah tersebut dengan tujuan membantu kegiatan dan pekerjaan warga secara langsung. "Ya seperti acara Jika Aku Menjadi begitu," ungkap Fadli. Ia menjelaskan agenda tersebut digelar untuk menambah kedekatan serta mensosialisasikan kegiatan IFI 2015 pada warga desa Sumberejo. "Agar kami dapat merasakan kehidupan masyarakat yang jauh dari perkotaan," imbuhnya. 
Sehingga diharapkan Jika Aku Menjadi ala IFI 2015 ini dapat menjadi pengabdian masyarakat yang sesungguhnya. "Jadi tujuan dan niat kami untuk mengabdi pada masyarakat bisa lebih tercapai dan menimbulkan kesan dan pengalaman yang baik bagi semua pihak," jelas Fadli. 
"Awalnya kami mengira akan sedikit shock dengan keadaan dan Bahasa mereka," ungkap Ratna Juwita, salah satu sahabat IECC yang turut merasakan pengalaman Jika Aku Menjadi. Penduduk desa Sumberejo secara keseluruhan menggunakan Bahasa Madura dalam kesehariannya. "Kami di sana malah diberikan jamuan yang terbaik, semua makanan yang diolah diambil dari alam yang mereka tanam sendiri," tutur mahasiswi Statistika 2014 tersebut. 
Dirinya mengaku banyak pelajaran yang dapat diambil dari keluarga yang ia tinggali. "Seperti hidup berdampingan dengan alam agar alam juga bersahabat dengan kita," terang Ratna. Adalah keluarga Asman, buruh tebang tebu dengan dua anak sebagai orang tua asuh baginya selama di desa sumberejo. Dengan kamar mandi yang terbuka, para pengajar dan sahabat IECC harus mandi dengan perasaan waspada. 
Keluarga tersebut memiliki empat sapi yang diternak. "Tapi sapi tersebut bukan milik mereka," jelas Ratna. Di sana Ratna dan keempat teman lainnya membantu keluarga Asnam untuk memberi makan sapi dan menumbuk kopi. "Kami membantu bu Erni, istri Pak Asnam menumbuk kopi dengan cara tradisional," ucap mahasiswi asal Tulungagung tersebut. Dirinya mengaku menjadi lebih bersyukur sejak mengabdi secara langsung. 
Ratna berpesan pada mahasiswa ITS agar menjadi pribadi yang tidak manja dan mementingkan kehidupan pribadi. "Saya berharap mereka lebih peduli dengan masyarakat sekitar terutama pendidikan anak-anak daerah tertinggal," harapnya. Melalui IFI 2015 mahasiswa ITS akan lebih merasakan pengabdian masyarakat secara langsung tak hanya dalam pendidikan siswa namun juga pada warga sekitar. (dza/fin)

Berita Terkait