Terhentinya langkah RINY di Kontes Robot Indonesia (KRI) ini lantas memutus harapan tim robot ITS untuk bisa melaju ke ajang Kontes Robot Aburobocon Internasional Agustus mendatang. Padahal, RINY hanya kalah satu kali ketika melawan Invecto dari Universitas Brawijaya. Ini dikarenakan Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI) menggunakan sistem gugur setelah tiga putaran.
Anggota Tim KRAI ITS Muhammad Haekal Malauna mengatakan, perolehan hasil di KRAI kali ini memang tidak teduga. Sebab, RINY yang sebelumnya mampu membawa kemenangan terus menerus, kini harus tersingkir. "Inilah permainan, akan selalu ada faktor keberuntungan," ucap mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ini.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pada KRI 2015 ini faktor penentu kemenangan tidak sepenuhnya bergantung pada kualitas robot melainkan juga manusianya. "Kalau pemainnya hebat, tidak menutup kemungkinan robot yang biasa saja bisa menang," ujarnya.
Dengan diperolehanya penghargaan tersebut, imbuh Haekal, sudah dapat mencerminkan kualitas dari RINY. Sebab, dari keseluruhan tim hanya robot milik ITS dan PENS yang alat pukulnya menggunakan sensor bukan manual. "Secara teknologi kita menang, makanya kita tahun lalu bisa bertolak ke Pune, India, berkat kualitas robotnya," ungkapnya kepada ITS Online. (owi/ady)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan