Namun demikian, hari itu bukanlah hari terakhir para pejuang IFI mengabdi di desa Sumberejo, Probolinggo Jawa Timur. Pasalnya agenda sekolah alam dan pondok Ramadhan masih akan dilaksanakan pada dua minggu selanjutnya. Berakhirnya pembelajaran di kelas tersebut ditutup dengan acara perpisahan kelas 6 dengan penampilan hasil pengajaran para pengajar tangguh.
Adalah tarian dengan lagu daerah Yamko Rambe Yamko yang ditampilkan oleh 15 murid kelas IV dan VI. Dengan penuh semangat mereka menampilkan yang terbaik dalam acara perpisahan sederhana tersebut. "Sebenarnya kami memang ingin mengikutsertakan semua murid untuk tampil, namun karena keterbatasan ruang maka kami memilih 15 anak saja," jelas Istiqomah Amalia salah satu pengajar tangguh IFI.
Tarian yang telah dipersiapkan oleh para pengajar sejak sebelum berangkat tersebut sebenarnya akan ditampilkan saat pentupan IFI pada Selasa (28/6) mendatang. Namun karena acara perpisahan kelas VI adalah agenda terdekat maka para pengajar melatih siswa sejak hari pertama pengajaran untuk ditampilkan sabtu itu.
Untuk pemilihan lagu daerah Yamko Rambe Yamko Isti punya alasan tersendiri, yakni dikarenakan membawa kesan ceria pada para murid. "Sekaligus kami ingin memperkenalkan mereka pada lagu daerah," lanjutnya.
Diakuinya pentas seni sederhana tersebut adalah inisiatif para pengajar untuk perpisahan kelas VI. Sedangkan penampilan selanjutnya yakni menyanyikan lagu Terimakasih Guru yang dipersembahkan oleh murid kelas I hingga III dan penampilan ini pun atas inisiatif pengajar IFI pada hari itu juga.
Isti yang telah mengajar selama lima hari tersebut mengaku sangat terkesan dengan semangat yang dimiliki siswa-siswi SDN Sumberejo 1. "Semangat mereka sangat tinggi sejak kami mengajar disini mulai pukul 07.30 wib tapi mereka sudah berada di sekolah sejak setengah jam sebelumnya," ungkap mahasiswi Teknik Kimia 2014 tersebut. Jarak yang jauh dari rumah ke sekolah dan ditempuh dengan berjalan kaki tak membuat mereka putus semangat.
"Sejak saya disini saya menjadi lebih bersyukur dan banyak pelajaran yang bisa diambil," terang Isti. Dirinya pun berpesan bahwa sudah sepantasnya mahasiswa ITS belajar dari mereka untuk lebih menghargai waktu minimal dengan datang tepat waktu pada kuliah maupun kegiatan berorganisasi. (dza/akh)