Lintasan KRPAI yang berbentuk persegi panjang dengan banyak sekat di dalamnya menjadi saksi robot 1-INA dalam berjuang. Tugasnya hanya satu yakni mencari dan mematikan titik api yang letaknya acak secepat mungkin. Dengan catatan, robot tidak diperbolehkan menabrak furnitur, boneka, maupun dinding. Sebab, akan dilakukan pengurangan nilai jika hal tersebut dilakukan.
Pada tiga menit awal, langkah demi langkah kaki 1-INA terus bergerak mencari kemungkinan dimana titik api berada. Namun, hingga menit kelima, 1-INA tak kunjung memberikan progres yang signifikan. Ia tampak kebingungan dengan lintasan yang ada.
Dikatakan Muhammad Fajar Rinaldi, salah seorang anggota tim KRPAI Berkaki, penyebab susahnya 1-INA dalam memadamkan api adalah karena lintasan yang kurang ideal. Menurutnya, terdapat perbedaan warna dinding pada lintasan sehingga mempengaruhi sensor warna. ”Warnanya berbeda dengan saat percobaan kemarin,” tuturnya.
Beruntung, pada menit kelima 1-INA berhasil memadamkan satu titik api. Artinya, 1-INA telah memiliki tiket untuk melaju ke babak 16 besar. "Tapi setelah ini masih ada dua putaran lagi, kesalahan yang terjadi tadi sudah kami koordinasikan dengan panitia, kata mereka akan segera diperbaiki," paparnya kepada ITS Online. (owi/fin)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan