Ichiro yang mewakili kategori Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) rupanya melawan robot bernama Eros milik tetangga sendiri yakni Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Di menit awal, Ichiro dengan sigapnya terus menggiring bola ke arah ke gawang lawan tanpa balasan yang berarti. Sayangnya, di menit ke delapan tim lawan rupanya mulai bersikukuh untuk tetap mempertahankan bola di daerah kekuasaannya. Akibatnya, percobaan yang dihelat selama dua puluh menit ini menghasilkan skor akhir 0-0 untuk kedua tim.

Pada kategori Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI), VI-ROSE tampak menawan dengan pakaian tradisional Indonesia yang membalut tubuhnya. Tarian Bambangan Cakil yang diperagakan olehnya menjadi tampak mempesona seiring dengan musik pengiring dibunyikan. Hanya saja, terdapat beberapa kali retry alias percobaan ulang yang diakibatkan robot stuck atau berhenti di tengah pertandingan.

Berbeda dengan 1-INA, robot yang mengantarkan ITS ke kontes Nasional di kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki. Ia tampak sigap berjalan mencari titik api untuk dipadamkan. Di tengah lintasan, 1-INA sempat hampir menabrak dinding pembatas. Namun ini bisa diatasi tim mekanik robot ITS yang langsung menganalisa penyebabnya sehingga pada percobaan berikutnya tidak lagi terjadi hal serupa.

Sementara itu, RINY, robot ITS untuk Kontes Robot Indonesia (KRI) ini dengan bangganya menunjukkan performanya dalam percobaan di hadapan banyak penonton. Shuttlecock demi shuttlecock berhasil dipukul oleh robot yang dimensi dan ukurannya menyerupai ukuran badan manusia ini. Servis yang mematikan oleh robot ini cukup menjadi modal untuk mengganyang lawan di babak penyisihan besok dan lusa.

Di balik kesempurnaan penampilan RINY itu, terdapat hal yang sebetulnya sangat dihindari, yakni mengalami crush dengan tiang pembatas lapangan. "Semoga tidak terjadi lagi di pertandingan yang sebenarnya besok karena akan langsung didiskualifikasi," seru Juri yang sedari awal memperhatikan percobaan keseluruhan tim. (owi/fin)