Nama Djawahir sudah tak asing lagi bagi para alumni dan pejabat tinggi ITS. Prof Dr Ir Tiyogi Yuwono DEA, Rektor ITS Periode 2011-2015 mengaku Djawahir merupakan salah satu putra terbaik ITS. "Beliau sangat dikenal aktif di kalangan ITS, baik saat menjadi mahasiswa maupun ketika sudah menjadi alumni," ungkap Triyogi.

Bagaimana tidak, saat masih menjadi mahasiswa, Djawahir sempat menjabat sebagai Sekretaris Dewan Mahasiswa ITS. Angkatan ke-7 Jurusan Arsitektur ITS tersebut pun dikenal sebagai aktivis pergerakan mahasiswa tahun 1977 dalam melawan kebijakan pemerintahan Soeharto yang dianggap menyimpang dari dasar-dasar negara.

Bersama beberapa mahasiswa ITS lainnya, Djawahir menjadi salah satu pelopor garis depan perjuangan mahasiswa Indonesia. Lahirnya Ikrar Mahasiswa, Deklarasi Surabaya, dan beberapa bentuk perjuangan mahasiswa tahun 1977 lainnya pun tak pernah lepas dari peran serta Djawahir. Bahkan, akibat aktivitas pergerakan yang ia lakukan, Djawahir pun sempat hidup di dalam penjara selama empat bulan lamanya.

Tak hanya itu, kontribusinya kepada ITS terus berlanjut bahkan setelah dirinya lulus. Djawahir sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni ITS (IKA ITS) untuk periode tahun 2007-2011 silam. "Beliau telah banyak menyumbangkan pemikirannya dalam berorganisasi, sehingga turut membantu perkembangan IKA ITS juga," ujar Triyogi.

Triyogi pun mengaku mengenal dekat Djawahir ketika dirinya menjabar sebagai Rektor ITS. "Beliau adalah orang yang memegang teguh komitmen dan tidak neko-neko dalam memperjuangkan kebenaran," ujar Triyogi ketika diminta menjelaskan sosok Djawahir di matanya.

Di akhir, pria yang kini menjabat sebagai guru besar Jurusan Teknik Mesin ITS ini menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas kepergian Djawahir. "Jujur, kami tentu merasa kehilangan sosok beliau. Kami berdoa semoga almarhum meninggal secara khusnul khotimah (dengan baik, red)," pungkas Triyogi. (ayi/man)