ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
30 Mei 2015, 02:05

Perjuangan Masih Panjang Usai Monev III

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Monev III kali ini dinilai cenderung mendadak oleh para peserta PKM. Pasalnya, hanya dalam waktu satu minggu setelah pengumuman, batas akhir pengumpulan laporan kemajuann (apkem) PKM sudah harus diunggah ke website dikti. Menurut Rizky Akbar Wiradhika, Menteri Inovasi dan Karya BEM ITS, hal ini salah satunya dikarenakan perpindahan kepengurusan kabinet kementrian presiden Joko Widodo. "Dari yang awalnya Kementrian Pendidikan dan Budaya kini Perguruan Tinggi berada di Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi," terang pemuda asal Tulungagung tersebut. 
Untuk monev internal ITS kali ini ternyata akan dilaksanakan hingga monev IV. Sesuai permintaan pihak ITS, hal itu juga bertujuan untuk menyiapkan Monev Dikti, sehingga diharapkan dapat memperbesar peluang untuk lolos PIMNAS. Di monev III, acaranya berupa asistensi dengan para dosen penalaran ITS. Setiap kelompok memiliki kesempatan untuk berkonsultasi sesuai dengan dosen penalaran bidang PKM masing-masing.
Sedangkan Monev IV pada Sabtu (13/6) mendatang akan digelar dengan sistem presentasi. "Ini juga sebagai gladi resik dari monev yang sebenarnya, yakni monev dari Dikti," jelas Rizky.
Dari pengamatan yang berlangsung di lapangan, 70 persen dari 467 PKM yang terdanai hadir pada Monev III, sedang sisanya masih banyak kelompok yang belum melengkapi karya mereka dengan lembar pengesahan. Lembar pengesahan adalah salah satu hal yang wajib untuk disertakan dalam unggahan ke website nanti, peserta dengan lembar pengesahan yang tidak memenuhi syarat akan dikenai sanksi berupa diskualifikasi. 
Bagi kelompok yang belum hadir dalam monev kali ini, tidak perlu khawatir. Mereka masih memiliki kesempatan untuk mengikuti monev susulan yang difasilitasi oleh panitia Pimnas ITS. "Mereka harus tetap mengikuti monev dengan kontrol dari panitia Pimnas yang telah dibentuk," tutur Rizky.
Sedang bagi mereka yang tidak mengikuti Monev hingga akhir bahkan tak meneruskan PKM-nya akan dikenakan sanksi tegas akademik. "Pasti akan dikenakan sanksi oleh pihak LP2KHA secara langsung," terang pria yang kerap disapa Kibar tersebut sembari menjelaskan sanksi yang dimaksud dapat berupa skorsing atau semacamnya. 
Kibar berpesan bahwa jangan menjadikan keadaan menghalangi pencapaian khususnya dalam hal monev PKM ini. "Jangan protes dengan keadaan, hadapi dan tetap optimis bahwa kita bisa menjadi yang terbaik," pesan Kibar. Menurutnya momen liburan panjang kali ini justru merupakan peluang bagi peserta PKM untuk menyelesaikan PKM mereka dengan sebaik mungkin. 
Di sisi lain, Dr Ir Bambang Sampurno MT, ketua biro Kemahasiswaan berpendapat bahwa monev ini juga sebagai kontrolling bagi para dosen pendamping untuk turut terlibat dalam menyukseskan PKM mahasiswa ITS. "Sudah banyak dosen pembimbing yang turut aktif," tutur Bambang. Menurutnya komunikasi antar mahasiswa peserta PKM dengan dosen pembimbing bersifat kualitatif. "Jadi tidak bergantung pada jumlah pertemuan, kalau toh sekali dua kali sudah efektif ya bagus," tutur Bambang. 
Pun menurut Bambang andai PKM tidak ada, ITS masih memiliki euphoria yang tinggi dalam prestasi keilmiahaan. "Karakter Cerdas, Ulet, dan Kreatif (CUK) yang dimiliki oleh mahasiswa ITS tentunya sangat berperan penting dalam pencapaian sebuah prestasi," terang dosen D3 Teknik Mesin tersebut. ITS memiliki anggaran dana khusus bagi ide kreativitas mahasiswa yang prestatif. "Semakin banyak karya kreativitas yang prestatif, tentu semakin baik atmosfer akademik yang tercipta," pungkasnya. (dza/akh)

Berita Terkait