Dalam paparannya, Emil mengungkapkan masalah utama yang saat ini dihadapi Indonesia adalah ketimpangan jumlah penduduk. Menurutnya, banyak para remaja yang rela meninggalkan kampung halamannya untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar. Kondisi ini menyebabkan perputaran uang hanya terpusat di daerah Jawa, Sumatra dan Bali saja. "Jadi jangan harap Indonesia Barat akan setara dengan Indonesia Timur," tegas mantan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup Indonesia ini.
Ketimpangan inilah yang selanjutnya menurut Emil berpotensi menciptakan dua ekonomi RI Barat Timur. Yang dimaksud dual economy ini adalah sektor ekonomi Jakarta-Singapura dan ekonomi tradisional gaya pedalaman Republik Indonesia Timur. "Kalau sudah begini, wilayah ASEAN juga akan mengalami kondisi serupa. Coba tengok Laos," ujar pria kelahiran Lahat Sumatera Selatan ini.
Dalam kuliah tamu ini, Emil menegaskan pola pembangunan konvensional seharusnya tidak lagi diterapkan. Hal ini lantaran pola pembangunan tersebut mendorong kelompok masyarakat dengan penghasilan tinggi dan menengah tumbuh cepat. Sementara itu, kelompok masyarakat berpenghasilan rendah menjadi stagnan. "Tidak heran jika selama ini para miliarder di Indonesia adalah pengusaha rokok," tukas penerima The Leader for The Living Planet Award ini.
Oleh karena itu, Emil mengajak para peserta untuk menerapkan pola pembangunan berkelanjutan yang berorientasi Human Well Being. Menurutnya, pembangunan dengan pola seperti ini harus menerapkan tiga hal sebagai pilar utama yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. "Dengan begini, produktivitas akan meningkat," jelasnya.
Banyak cara yang diungkapkan oleh Emil untuk bisa melaksanakan konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan menaikkan harga sumber daya alam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). "Selama ini kita hanya bisa ekspor bahan mentah. Seharusnya kita mengolahnya terlebih dahulu agar nilai jual sumber daya kita bisa meningkat," imbuh guru besar Universitas Indonesia (UI) ini.
Selain itu, ia juga mengatakan recycling adalah proses yang sangat penting dalam sebuah industri. Bagi Emil, limbah industri merupakan salah satu masalah utama yang harus ditangani agar lingkungan bisa terselamatkan. "Tidak semua limbah bisa dibuang. Ada beberapa jenis limbah yang bisa diolah ulang menjadi produk yang bernilai tinggi," terangnya.
Maya Machfudzoh, salah satu peserta mengungkapkan kuliah tamu ini memang harus terus diadakan. Hal ini ia ungkapkan lantaran materi yang disampaikan sangat berguna jika diimplementasikan di dunia kerja. "Sayang sekali kuota yang terbatas menyebabkan tidak semua mahasiswa bisa hadir di sini," pungkas mahasiswa tingkat master ini. (pus/akh)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung