Nurul Lailatul Muzayyadah, ketua panitia, menjelaskan kondisi masyarakat yang tinggal di sekitar kampus ITS melatarbelakangi lahirnya program ini. Menurutnya, sebagian besar masyarakat yang tinggal di lingkungan ITS masih tergolong dalam taraf ekonomi menengah ke bawah. Hal itu, bertolak belakang dengan status ITS yang dikenal sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia. ”Untuk itulah kami mengadakan program ini,” ujarnya.
Mahasiswa yang akrab dipanggil Ila ini menambahkan, program ITS SG sudah berlangsung sejak Maret lalu. Sebelumnya, Kementrian Sosmas BEM ITS melakukan jaring aspirasi kepada masyarakat untuk menentukan bentuk kegiatan apa yang cocok untuk dilakukan saat ini. Dari hasil jaring aspirasi tersebut, program ITS SG akhirnya diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni untuk anak-anak dan orang dewasa.
Untuk kategori anak-anak, kegiatan yang dilakukan meliputi kelas inspirasi, sekolah Sosmas, pengenalan teknologi, penyuluhan makanan sehat dan berbahaya, serta lomba mewarnai. Selain itu, ada pula kegiatan pembinaan rohani seperti lomba adzan dan menghafal surat pendek. ”Tak lupa, games dan outbond juga kami agendakan untuk menarik minat anak-anak," lanjut Ila.
Sedangkan untuk kategori orang dewasa, kegiatan yang diagendakan berupa pelatihan servis elektronik, tutorial hijab, serta pemeriksaan kesehatan gratis. Di samping itu, juga ada seminar mengenai penyuluhan lingkungan bersih dan bank sampah. ”Beberapa kegiatan lain yang masih relevan dengan kebutuhan masyarakat juga akan ditambahkan seiring dengan berjalannya program ini,” jelas mahasiswi Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ini.
Antusiasme Tinggi, Meskipun Ada Kendala
Tak dapat dipungkiri, program ITS SG yang sudah berlangsung sejak dua bulan lalu ini juga memiliki kendala. Salah satunya dalam hal mengoordinasi warga untuk berpartisipasi pada setiap agenda kegiatan. ”Untungnya, kita dapat bantuan dari karang taruna setempat. Sehingga, acara masih dapat berlangsung dengan ramai,” tutur Ila.
Sementara itu, untuk program ITS SG kategori anak-anak berlangsung di balai desa kelurahan setempat. Dari beberapa kegiatan yang dilakukan, Ila menyimpulkan bahwa antusiasme anak-anak cukup tinggi. Hal itu dibuktikan dengan jumlah partisipasi mereka yang masih cukup banyak meskipun kegiatan sudah berlangsung sebanyak tiga kali. ”Saya rasa, teknik pengajaran yang menyenangkan membuat anak-anak merasa nyaman dan senang belajar,” lanjut Ila.
Cak Mujib, Ketua Karang Taruna Desa Kejawan Putih Gebang, memberikan apresiasinya terhadap program ini. Menurutnya, selama ini belum ada program pengmas semasif ITS SG yang dilakukan mahasiswa ITS terhadap masyarakat Kejawan Putih Gebang. Ia pun berharap, program ini dapat berlangsung lebih lama sehingga dapat mempererat hubungan antara ITS dan masyarakat Kejawan Putih Gebang. ”Semoga dapat memberikan dampak positif bagi semuanya. ITS membutuhkan masyarakat, masyarakat pun butuh ITS,” tandas pria 31 tahun ini. (van/ali)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,