Tedapat dua pembicara yang diundang untuk menjadi pembicara dalam seminar kali itu, Ardian Yudha dan Siti Muyasaroh, peraih tiga besar mawapres ITS tahun 2015. Meskipun tidak berasal dari tekpal, setidaknya ada yang yang berasal dari Fakultas Teknologi Kelautan (FTK). ”Untungnya ada, yaitu Ardian Yudha," ujar Wisnu Arianto, ketua pelaksana.
Ardian Yudha, mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan 2011 yang dihadirkan sebagai pembicara memberikan lima langkah darinya untuk bisa mendapatkan gelar Mawapres. "Pertama, kamu harus mengenal dirimu sendiri. Dari segi kemampuanmu, keinginanmu, dan bakatmu, harus diketahui dulu semuanya," ujar Ardian.
Kedua adalah be motivated, mencari motivasi yang akan dijadikan pegangan untuk berjuang mendapatkan gelar Mawapres. Motivasi itu sendiri dapat berupa orang, pengalaman, dan lain sebagainya. Ketiga adalah thinking out of the box. "Sangat klise kalau berbicara out of the box. Tapi ya begitulah, kadang kita harus keluar dari zona nyaman untuk menjadi yang beda," ujarnya.
Tips keempat yakni menetapkan mimpi, dimana ada target-target mimpi yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Tahunan, bulanan, bahkan harian. "Semacam perencanaan hidup yang membuat kita terpacu untuk meraihnya," ujar Yudha. Sedangkan tips yang terakhir, adalah be achiever.
Lain halnya dengan Siti Muyasaroh, juara kedua Mawapres ITS yang juga dijadikan pembicara ini lebih menjelaskan pada pengalamannya untuk menempuh gelar Mawapres. "Saya terinspirasi dari anak-anak jalanan yang saya asuh. Mereka saja ingin menang dalam setiap permainan, mengapa saya tidak," ujar mahasiswa asal Sulawesi ini. Saroh mengaku saat itu ia baru saja menghadiri seminar Mawapres, sehingga timbul keinginan kuat dalam dirinya untuk berjuang meraih Mawapres.
Saroh memang lebih sering mengasuh anak-anak jalanan jika dibandingkan dengan Mawapres lain. Terdapat satu anak jalanan yang ia angkat jadi adiknya dan menjadi sumber inspirasiya dalam berbagai hal. "Sekali-kali cobalah dekat dengan anak-anak jalanan, akan banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa dipetik dari sana," ujar mahasiswa yang juga penulis buku ini.
Kini, Saroh sedang mempersiapkan launching buku terbarunya di bulan Mei mendatang. Tahun sebelumnya, ia telah menerbitkan tiga Antopologi yang telah ia terbitkan dan dua buku di tahun ini. "Saya tidak pandai berkata, tapi dengan tulisan saya mampu untuk membuat seluruh bumi ini berkata," ungkapnya. (oti/fin)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan