Nasir menjelaskan, universitas di Indonesia saat ini masih kalah dengan PTN di luar negeri. Di wilayah Asia Tenggara saja, universitas di Indonesia masih berada di posisi keempat. "Kita masih kalah dengan universitas lain di ASEAN. Ini menjadi tantangan kita bersama," terangnya.
Peningkatan kualitas menjadi hal yang ditekankan Nasir kepada semua rektor di seluruh Indonesia. Mengingat, ASEAN Economy Comunity (AEC) akan segera dihadapi. "Tantangan kita akan jauh lebih berat dari sebelumnya," imbuhnya.
Selain itu, ia juga menghimbau agar riset-riset yang dilakukan di perguruan tinggi bisa ditingkatkan dan bisa diaplikasikan untuk perbaikan negeri. Menurutnya, Hal ini akan membuat universitas di Indonesia bisa bersaing dengan universitas lain. "Ini tantangan yang berat dan butuh perjuangan. Saya yakin kita bisa asalkan kita mau bekerja keras," ujar pria 55 tahun tersebut.
Tak hanya soal bersaing dengan dunia internasional, ia berharap agar rektor juga bisa menjauhkan anak bangsa dari pengaruh narkoba. Saat ini, pihaknya telah bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menangani hal ini. Namun, menurutnya, ini menjadi tugas bersama. Sehingga peran pendidikan sangat penting dalam menjaga keutuhan moral anak bangsa.
Selain itu, Nasir juga sangat mewanti-wanti kepada kedelapan Rektor yang dilantik untuk memperhatikan betul Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang saat ini diterapkan di PTN. Dikatakan Nasir, jangan sampai ada anak bangsa yang tidak bisa kuliah karena besarnya UKT. "Semua menjadi tugas kita bersama. Selamat bekerja, semoga kita bisa melaksanakan tugas dengan baik," pungkasnya. (guh/sha)