ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
23 Maret 2015, 16:03

Dosen Adakan Riset, Mahasiswa Kecipratan Ilmu

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebagai informasi, keduanya merupakan anggota tim riset yang sedang meneliti perkembangan mobilitas di masa depan, khususnya di bidang transportasi dan energi. Selain itu, terdapat Dr Ir Ria Asih Aryani Soemitro M Eng, Asisten Direktur Pascasarjana ITS yang tergabung dalam riset ini.

Dalam pemaparannya, Simon mengatakan akan terjadi perubahan besar dalam dunia transportasi dalam 15 tahun mendatang. Untuk itulah, ia dan timnya berusaha meneliti bagaimana pandangan masyarakat tentang masa depan transportasi. "Salah satu cara yang kami lakukan adalah dengan mengadakan survei," jelas Simon.

Simon mengungkapkan survei ini akan dilakukan di empat negara yaitu Australia, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sementara itu, responden yang akan diambil dalam survei ini adalah mereka yang berasal dari kalangan dosen, pemerintah, dan pelaku industri. "Merekalah yang pertama kali akan merasakan impact dari perkembangan transportasi di masa mendatang," ujarnya.

Baginya, salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan transportasi adalah perkembangan teknologi. Salah satu contohnya adalah teknologi informasi. Menurutnya, masyarakat masa depan mungkin akan merasa bahwa memiliki mobil pribadi adalah hal yang tidak penting. "Karena dengan perkembangan teknologi, bisa saja kalian hanya membutuhkan smartphone untuk meminta mobil otomatis menjemput kalian di depan rumah," ungkapnya.

Selain itu, dampak lain dari perkembangan transportasi di masa depan turut diungkapkan oleh Ria. Menurutnya, saat ini bahan bakar fosil tidak bisa lagi diandalkan sebagai sumber energi karena sewaktu-waktu akan habis. "Itulah mengapa kita harus memikirkan solusi dari permasalahan ini," tegas dosen Jurusan Teknik Sipil ITS ini.

Karenanya, lanjut Ria, sebelum melakukan survei timnya memang sengaja mengadakan kultam untuk mengenalkan kepada mahasiswa tentang urgensi transportasi di masa depan. "Kami juga berharap mahasiswa bisa sadar bahwa saat ini krisis energi telah menjadi masalah besar bagi beberapa negara," pungkasnya. (pus/man)

Berita Terkait