Salah satu pembicara pelatihan, I Gusti Made Rai Wikananda Psi, mengungkapkan pembuatan CV harus profesional dan formal namun mempunyai desain yang menarik dan tidak polos. Menurutnya, CV adalah penilaian awal dan jadi pedoman tahap seleksi selanjutnya. Pemberian alamat email sebaiknya tidak mewakili institusi tertentu dan menggunakan nama asli.
Selain itu, mahasiswa yang akan tes seleksi kerja dianjurkan oleh Rai untuk tidak mengganti nomor telepon genggamnya. Sebab, hal itu perlu diperhatikan supaya pelamar tidak kesulitan saat dihubungi perusahaan.
Di tahap wawancara, Rai menekankan pentingnya kepribadian calon aplikan. Saat presentasi misalnya, ia menganjurkan pelamar untuk membuka salam dan menunjukkan ekspresi muka yang ramah. "Tak lupa juga mengajukan pertanyaan untuk pewawancaranya di akhir tes," lanjut Rai.
Menurut dosen Unit Pengelola Mata kuliah Bersama (UPMB) ITS ini, tidak semua perusahaan menilai pelamar dari segi intelektual saja. Kebanyakan malah justru menilai aspek kepribadian pelamar sebagai kunci utama untuk meloloskannya menjadi karyawan perusahaan.
Ditanya soal bagaimana jika perusahaan menanyakan gaji yang diinginkan pelamar. Rai lantas menjawab, sebelum melakukan tes, pelamar sebaiknya mengadakan riset kecil tentang pasaran gaji perusahaan yang dituju. Misalnya, bisa melalui referensi alumni maupun karyawan yang telah bekerja di perusahaan tersebut. Jika tidak mengetahui, Rai menganjurkan untuk bersikap realistis dan menjawab dengan jujur, berapa gaji yang diinginkan sang pelamar.
"Karena dari hasil survei SAC, mahasiswa ITS sudah mencukupi di bidang kognitif atau intelektual, hanya saja aspek kepribadian harus lebih ditingkatkan," ungkap Rai. Menurutnya, membentuk kepribadian yang diinginkan perusahaan bisa melalui suatu proses tersendiri. Misalnya, bisa melalui keikutsertaan organisasi ekstra atau internal kampus, student exchange atau menjalankan proyek baik sosial maupun kampus.
Sementara itu, Firman Aziz Nugroho, Ketua Panitia acara mengungkapkan bahwa pelatihan ini lebih memfokuskan pada pencarian pekerjaan yang meliputi tes dari tahap awal hingga tahap akhir. Fokusan tersebut adalah hasil evaluasi pelatihan tahun sebelumnya agar bisa menghadapi daya saing pekerja yang semakin global.
Dilanjutkan Firman, pelatihan ini lebih menekankan pada peningkatan kepercayaan diri mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja. Menurutnya, mahasiswa teknik harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi sebagai insinyur. "Lulusan ITS kurang empat hal, kurang percaya diri, komunikasi, kerja sama dan kepemimpinan," ujar Firman mengutip ucapan Prof Ir Joni Hermana MSc PhD.
Selanjutnya, pelatihan ini juga berencana akan memfasilitasi peserta untuk melakukan asistensi Curriculum Vitae (CV) dengan pihak Student Advisory Center (SAC) ITS. Salah satu sub acara, yakni Sharing Alumni, turut membuat peserta yang akan melamar pekerjaan mendapat pemahaman terlebih dahulu tentang dunia kerja. "Istilahnya curi start dengan pesaing dari kampus lain," pungkas staf PSDM Himasiskal ini. (van/akh)