Wakil Ketua HMM, Rizky Akbar Fauzi mengungkapkan, pembekalan ini bertujuan untuk memberikan perubahan untuk JTM. "Kami ingin lulusan JTM nantinya bisa menjadi pahlawan-pahlawan besar. Ini juga sesuai dengan tema yang kita usung, yaitu Big Hero 111," ungkapnya.
Adapun alumni JTM yang menjadi pembicara dalam kuliah tamu ini adalah Osa Afredo. Dalam pemaparannya, ia mengungkapkan ada satu hal yang saat ini sedang diperangi dalam dunia kerja. "Kami sedang berusaha memerangi budaya procrastination atau budaya menunda," tegas mantan pengurus HMM angkatan 2002 ini.
Untuk itulah, Osa dengan tegas mengajak para peserta dalam kuliah tamu ini untuk bersama-sama memerangi ketidakdisiplinan. Menurutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam memerangi budaya buruk ini adalah dengan mempercepat langkah kaki saat berjalan. "Orang yang jalannya lambat, seluruh kinerjanya juga akan lambat. Dan pasti hidupnya tidak akan bersemangat," jelasnya.
Tak hanya itu, Osa juga mengenalkan beberapa tantangan lain di dunia kerja, terutama saat mengahadapi ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ia menuturkan terdapat dua tantangan besar yang akan dihadapi yaitu persaingan dengan tenaga kerja asing dan perkembangan ekonomi di negara-negara lain.
Tiongkok, lanjut Osa, adalah salah satu negara yang mampu menciptakan monopoli bisnis yang sangat hebat. Contohnya, Tiongkok telah berhasil memproduksi Xiaomi,Smartphone yang saat ini cakupan pasarannya bisa mengalahkan IPhone buatan Amerika. "Bahkan, Tiongkok membanderol smartphone ini dengan harga yang jauh lebih murah," cerita pria yang pernah bekerja di PT Epson Indonesia selama empat tahun ini.
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh budaya masyarakat Tiongkok yang sangat mengutamakan kedisiplinan. "Orang-orang Tiongkok itu jauh lebih produktif dibandingkan masyarakat Indonesia,” tambahnya. Ia meyakini warga Tiongkok bekerja tujuh belas jam lebih lama dibanding penduduk Indonesia sehingga produk yang dihasilkannya pun bisa mencapai dua kali lipat lebih banyak.
Di samping itu, tantangan lain dalam dunia kerja yang disampaikan oleh Osa adalah perubahan generasi tenaga kerja yang bergerak secara dinamis. Ia menuturkan terdapat lima generasi tenaga kerja yang telah berhasil dipetakan oleh ilmuwan yaitu traditionalist, baby boomers, gen X, gen Y dan gen C. "Generasi kalian adalah gen C yang selalu ingin terkoneksi, memiliki sifat yang sangat terbuka dan selalu ingin bekerja sesuai passion," tegasnya kepada peserta.
Ia melanjutkan, sifat gen C yang selalu ingin bekerja sesuai passion membuat banyak perusahaan dirugikan. Menurutnya, saat ini banyak tenaga kerja yang suka berpindah-pindah perusahaan karena tidak sesuai dengan passion. "Ini karena mereka tidak bisa menentukan passion mereka sebelum masuk dunia kerja. Itulah sebabnya, mahasiswa harus mampu menentukan karakter diri sedini mungkin," pungkasnya. (pus/man)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi