ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
08 Maret 2015, 14:03

Rhenald Kasali Bedah Buku di Cerita

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Diawali dengan menerangkan tentang perubahan apa saja yang telah dilalui oleh dunia dengan kenyataan yang dihadapi Indonesia saat ini, Rhenald mencoba membuka opini dan wawasan para peserta Cerita. Mulai dari pertambahan populasi penduduk dunia hingga satu milyar per tahun yang akhirnya menimbulkan beberapa kelangkaan sumber daya alam di dunia, seperti air. “Sudah tidak heran terjadi kelangkaan dimana-mana kalau penduduknya pun terus bertambah,” ujar dosen yang pernah menjadi bintang iklan ini. 
Dalam buku terbarunya, Rhenald Kasali memuat strategi lincah menghadapi masa-masa sulit berdasarkan pengalaman perusahaan-perusahaan di Indonesia. Menurutnya, rahasia dari sebuah keberhasilan untuk melewati masa-masa sulit tersebut terletak pada strategic agility. ”Adalah kemampuan untuk mengambil keputusan, bergerak, dan mengeksekusi tindakan dengan cepat,” tuturnya.  
Selanjutnya Profesor yang pernah menjadi juri pada ajang pemilihan Puteri Indonesia ini memaparkan bahwa perubahan yang terjadi di dunia ini meliputi fast living, green living, serta space rigidity. Fokusan utama ada pada space rigidity, dimana Indonesia telah mengalami kepadatan baik pemukiman, hingga jalan umum yakni kemacetan. "Rigidity bukan hanya dialami Indonesia, tapi juga person, orangnya," ungkap Rhenald. 
Berbeda dengan agility, rigidity adalah kebalikan dari agility. Artinya, seseorang ata pengusaha yang membiarkan dirinya terbelenggu dalam berbagai hal yang kaku. Menurutnya, banyak perusahaan yang justru menerapkan hal tersebut, tak terkecuali para mahasiswa. Maka dari itulah, Rhenald berpesan kepada mahasiswa agar lincah dalam hal apapun. "Jadilah driver bukan passanger,"lanjutnya. Mental seorang driver adalah sebagai penentu sebuah kebijakan. 
Diakui dosen Universitas Indonesia tersebut, sumber daya manusia di Indonesia masih memiliki kualitas yang baik, berkarakter seperti singa. "Nah tadi kita sudah melihat singa betina, wali kota Surabaya," ujarnya menggelitik peserta. Artinya, personal agility dari bangsa Indonesia masih sangat ada. 
Sebagai generasi penerus, diakui Rhenald harus senantiasa lincah, karena dengan kelincahan tersebut aura seseorang akan lebih terbaca. "Everything unpredictable, jadi harus pandai-pandai menyiasati," tutur guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut.

Ia berpesan, jangan berhenti untuk belajar dimanapun dan  kapanpun. "Sekolah itu tidak boleh tamat, bukan hanya ijazah lalu ijab sah," tuturnya. Di statistika diajarkan untuk membuang data-data outlier, namun menurut Rhenald justru orang-orang yang outlier lah yang akan sukses karena mereka yang lebih gesit dan terampil melirik pasar. (dza/ady)

Berita Terkait