Interweave adalah program EM Action 2 yang dikoordinir oleh Ecole Centrale de Nantes yang menyediakan bantuan beasiswa untuk pertukaran mahasiswa dan karyawan Asia dan Eropa. Setiap tahun, program Interweave selalu mengirimkan mahasiswa dan karyawan terbaik hasil seleksi ke berbagai negara tujuan di Eropa.
Dr rer Pol Heri Kuswanto MSi, Koordinator Lokal Interweave di ITS, mengatakan setiap tahunnya ITS selalu mengirimkan delegasinya ke Eropa lewat beasiswa ini. Jenis beasiswanya pun beragam mulai dari student exchange sampai full degree pada undergraduate, pascasarjana, hingga PhD.
Pada dasarnya beasiswa Interweave adalah jenis beasiswa yang academic-oriented. Namun, tidak berarti mahasiswa yang berhasil lolos dapat mengesampingkan hal-hal lain. "Perlu juga mempelajari budaya dan kearifan lokal. Jika yang dipelajari sekedar akademik saja, tidak ada bedanya dengan kuliah di ITS," kata Heri.
Hingga saat ini, mahasiswa ITS telah banyak menyebar di Negara-negara Eropa, di antaranya Portugal, Itali, Perancis, dan Inggris. Kemudahan menjadi grantee pada Interweave ini yakni mahasiswa dapat mentransfer mata kuliah yang telah dipelajari ke universitas asal. "Tidak ada lagi yang namanya mantan student exchange itu lulusnya lama," terang Heri yang juga sebagai wakil ketua Internasional Office ITS.
Peluang Besar Mahasiswa ITS
Rupanya, mahasiswa ITS memiliki peluang besar untuk penjadi penerima beasiswa ini. Sebab di Indonesia sendiri, hanya ITS dan ITB yang menjadi bagian dari konsorsium beasiswa Interweave. Sehingga, yang menjadi saingan mahasiswa ITS adalah teman-temannya sendiri di satu jurusan, fakultas, dan institut. "Jadi tidak kalah bersaing dengan mahasiswa dari Filipina, Malaysia, dan negara lain. Pasti akan ada yang lolos dari ITS," papar Heri.
Ketua IO ITS Dr Maria Anityasari ST ME pun menyampaikan hal senada. Di tahun terakhir kepengurusannya di IO, Ia ingin melihat bibit-bibit mahasiswa unggul di ITS untuk bisa belajar ke Eropa. Menurutnya, tahun ini adalah tahun yang menentukan. Dengan semakin dekatnya Asean Economic Community (AEC), akan semakin ketat pula persaingan sumber daya manusia nantinya.
Maria pun mengimbau mahasiswa ITS untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang ada saat ini. Bahwa sesungguhnya manusia tidak akan pernah tahu seberapa jauh ia kuat untuk mencoba dan berjuang. "Ini sekali seumur hidup. Take a try! Ambil langkah! Kalau ada kesempatan, kenapa harus disia-siakan," pungkasnya. (owi/ali)
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas