ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
01 Maret 2015, 18:03

TPKH Games Gelar Kompetisi Pakaian Adat

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Di acara ini, peserta mulai dari usia delapan hingga 12 tahun
berlomba untuk mencuri perhatian juri dengan aksi mereka yang menggemaskan. Kebaya berwarna warni dan kamen (bawahan khas bali,red) pun menjadi dresscode dalam acara ini. Berbagai aksesoris khas pulau dewata seperti bunga kamboja dan udeng Bali pun tak luput dari penampilan peserta kompetisi.

Lebih dari sekedar kompetisi, ternyata ada makna mendalam di balik kompetisi ini. I Gede Soma Sanubari, ketua acara TPKH Games mengungkapkan kompetisi ini bertujuan untuk mengembalikan norma murni budaya Indonesia dalam adat berpakaian. "Karena sekarang banyak penganut agama Hindu yang pakaian beribadahnya menyimpang dari ajaran," ungkap mahasiswa yang akrab disapa Soma ini.

Di era globalisasi, gempuran kebudayaan barat memang tidak bisa dibendung lagi. Alhasil, tak sedikit adat dan budaya dalam negeri yang akhirnya tergerus modernisasi. Untuk itulah, TPKH Games tahun ini mengadakan kompetisi Baju Adat untuk Beribadah di Pura. ‘Tujuannya adalah untuk mengedukasi anak-anak sejak dini tentang tata cara berpakaian di tempat ibadah," ungkap mahasiswa Jurusan Arsitektur ini.

Di era modern ini, tak banyak yang tahu tentang aturan berpakaian di pura untuk beribadah. Contohnya saja warna kebaya saat beribadah di pura harusnya berwarna kuning atau putih untuk menunjukkan kesederhanaan. "Kamen harusnya sepanjang mata kaki untuk menutupi bagian tubuh," ungkap mahasiswa angkatan 2014 ini.

Untuk itulah sasaran kompetisi kali ini adalah anak-anak. Bagi TPKH, kompetisi ini bisa menjadi titik pangkal edukasi tentang kebudayaan Indonesia. Agar kelak anak-anak bisa tumbuh dengan memegang teguh ajaran Hindu di Indonesia. "Juga untuk membuat mereka lebih bangga akan budaya Indonesia," pungkasnya. (gol/guh)

Berita Terkait