Mengangkat tema Mengenal Potensi Terpendam Indonesia dan Membedah Tren Kewirausahaan bagi Mahasiswa yang Cocok Dikembangkan dan Dapat Bersaing di AEC 2015, pihak panitia menghadirkan beberapa pelaku ekonomi dan bisnis. Mereka adalah Dr Leo Herlambang SE MM, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga dan Angger Diri Wiranata, pemilik bisnis Dus Duk Duk.
Dikatakan Yahya Eka Nugyasa, ketua panitia, diskusi ini digelar dalam rangka mencerdaskan mahasiswa ITS mengenai kondisi ekonomi bangsa. "Tidak banyak mahasiswa ITS yang mengetahui permasalahan ekonomi Indonesia. Untuk itu, perlu adanya pencerdasan lebih kepada mereka mengenai hal tersebut," jelasnya.
Pun demikian, tujuan utama gelaran ini adalah memberikan informasi kondisi ekonomi bangsa sebelum dan setelah AEC 2015 kepada mahasiswa ITS. Bukan hanya itu saja, diskusi ini juga bertujuan untuk mencari solusi dari masalah ekonomi yang terjadi. Salah satunya permasalah tren pasar ASEAN. "Nantinya, hasil akhir dari diskusi ini akan dikumpulkan dan dibahas dalam symposium pada Mei mendatang," tuturnya kepada ITS Online.
Lebih lanjut, ia menjelaskan gelaran ini akan dilaksanakan tiga kali selama tiga bulan hingga bulan Mei mendatang. "Waktu tiga bulan, kami rasa cukup untuk membahas dan mencari solusi dari permasalahan ekonomi bangsa sebelum AEC 2015 datang," ungkap mahasiswa asal Jakarta ini. Selain itu, menurutnya diperlukan kajian yang menyeluruh dan berkesinambungan mengenai masalah ekonomi dan bisnis ini.
Dalam diskusi ini turut dibahas beberapa strategi menjadi pengusaha di era AEC 2015 oleh Angger Diri Wiranata. Menurutnya, di era AEC 2015 menjadi pengusaha adalah keuntungan. "Strategi utama untuk menghadapi pasar bebas adalah memperbanyak jumlah pengusaha di Indonesia," jelas pria yang akrab disapa Angger ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dr Leo Herlambang SE MM, ia menjelaskan salah satu cara menghadapi gempuran AEC 2015 adalah dengan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk dalam negeri.
Mahasiswa Bukanlah Pekerja
Ungkapan mahasiswa mandiri mungkin cocok disematkan kepada mereka yang memilih menjadi pengusaha setelah lulus kuliah. Dikatakan Angger, saat mahasiswa inilah waktu yang tepat untuk melatih diri menjadi pengusaha. "Menjadi pengusaha saat mahasiswa memang sulit. Namun ini merupakan langkah awal yang harus dijalani," jelasnya.
Dalam pemaparannya, Angger sempat membagi kisahnya menjadi seorang pengusaha ketika berstatus mahasiswa. ”Bisnis Dus Duk Duk yang saya dan tim kelola ini bermula dari sebuah kompetisi nasional, PKM,” tuturnya. Tak ayal, jika penjelasannya ini menuai decak kagum peserta yang hadir.
Di akhir, Angger juga berpesan kepada peserta untuk menyikapi tantangan AEC 2015 secara bijak. Salah satunya dengan berani menjadi pengusaha. ”Di era AEC 2015”mahasiswa bukan lagi pekerja. Namun, pemilik pekerjaan,” pungkasnya. (sho/man)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,