ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
21 Februari 2015, 06:02

Ragam Jingle Semarakkan Olimpiade FTSP 2015

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Olimpiade yang untuk kali keempat digelar ini diakui Mahardika Irianto Putra, sebagai tahun yang membawa banyak inovasi disbanding tahun-tahun sebelumnya. Selain mempertandingkan empat cabang olahraga (cabor) yang ada, ketua pelaksana ini mengatakan dibuat pula jingle competition untuk menyaring karya cipta musik terbaik dari seluruh insan KM ITS.

"Kita memilih jingle untuk meningkatkan inovasi kita, juga untuk menaikan euforia yang sudah ada sekarang," jelas Dika. Seperti diketahui, ajang cipta jingle ini telah dibuka sejak Desember 2014 dan ditutup Minggu (15/2) lalu. Pemenangnya pun telah terpilih yakni duo mahasiswa dari Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Lingkungan.

Karya pemenang, lanjut Dika, nantinya akan dijadikan pengawal keseluruhan pertandingan empat cabor di olimpiade tahun ini. "Kita benar-benar ingin euforianya naik lagi, yang kita pilih juga sudah sesuai kritera," ujar mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ini.

Supporter dan Pemain Terbaik

Selain berinovasi dengan hadirnya kompetisi jingle. Olimpiade yang mengusung tema Satukan Warna Semangat Hitamku ini juga memberikan penghargaan tambahan. Yaitu terhadap semua elemen yang terlibat dalam gelaran ini, termasuk pemain individu juga pendukung.

Akan disematkan predikat Most Valuable Player (MVP) untuk cabor basket, top scorer untuk cabor futsal, dan yang terakhir yakni pemberian penghargaan kepada supporter terbaik. "Kita sudah selangkah berbenah, jika tahun kemarin saat pembukaannya sepi, sekarang sudah sesuai ekspektasi euforianya," katanya.

Menyoal pendukung yang terlalu berlebihan dan berpotensi menimbulkan kekacauan, Dika mengatakan, sudah bisa diakomodir melalui perjanjian antar HMJ di FTSP. "Sudah ada, nanti HMJ yang bertanggung jawab atas pendukung dari kontingen jurusan mereka," jelasnya. Karenanya, gelaran yang mencetak atlet-atlet berprestasi di ITS ini oleh Dika diharapkan akan terbebas dari segala bentuk anarkisme. Menurutnya, olimpiade itu sebagai ajang silaturahmi, bukan gondok-gondokan. (owi/man) 

Berita Terkait