ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
10 Februari 2015, 15:02

Cube Space City, Pamerkan Building Science

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Cube space city adalah bangunan terintegrasi yang memiliki banyak space, sehingga ruang terbuka hijau bisa menjadi empat kali lipat dari luas lahan. Seperti yang dikatakan Made Satria, salah satu anggota tim dari jawara Snow kategori mahasiswa dalam ajang Engineering Physics Week (EPW) tentang perancangan inovasi yang dibuat.

Satu tim yang beranggotakan tiga orang ini memanfaatkan metode perpindahan panas dalam ilmu fisika, sehingga dapat melakukan manajemen energi yang baik dalam pembuatan arsitektur bangunannya. "Apartemen, mall, perumahan dan bangunan lainnya yang tergabung dalam satu lahan kita desain arsitekturnya membuat ruang sebanyak mungkin dalam tiap gedung dan tidak ada ruangan yang terjepit. Sehingga, cahaya dan udara dapat difungsikan secara maksimal, untuk meminimalisir penggunaan AC, lampu dan energi listrik lainnya," katanya.

Selain itu, dalam mendukung tema green building ini pula, Satria menambahkan adanya lift free energy di setiap bangunan. Desain lift ini tidak lepas dari pengaplikasian ilmu fisika juga, yakni memanfaatkan perbandingan massa udara, air dan gaya gravitasi.

Dr Ir Totok Soehartanto DEA, kepala jurusan Teknik Fisika turut menjelaskan mengenai mengenai pengaplikasian ilmu fisika dalam pembuatan green building ini. Memanfaatkan metode go green juga mendukung tema dari EPW itu sendiri, Encouraging Youth Spirit for Technology Developement and Answering Global Challenges. "Green building menunjukkan salah satu penguasaan teknik fisika, mengaplikasikan aplikatif masalah radiasi, konduksi dan konveksi. Bagaimana cara memanfaatkan perambatan panas untuk mengurangi pemakaian lampu," terang Totok.

Snow yang telah menerima 451 abstrak hingga menemukan tiga juarawan dari kategori siswa dan mahasiswa ini memamerkan bidang minat building science. Adapun building science menyatukan tiga ilmu, yaitu arsitektur, teknik fisika dan perencanaan wilayah kota, Totok pun menemukan bibit inovasi dari kompetisi ini dalam penciptaan jurusan Tropical Green Building. "Karena kita berada di negara dua musim, dengan bidang minat building science akan lebih baik dijadikan sendiri menjadi jurusan Tropical Green Building yang satu-satunya di Indonesia," tuturnya. (riz/fin)

Berita Terkait