Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi serta Hasil rapat Senat ITS Komisi Akademik, terdapat perubahan kurikulum serta peraturan akademik yang diterapkan ITS untuk lima tahun ke depan. Sosialisasi tersebut disampaikan langsung oleh Nurul Widiastuti SSi MSi PhD dan Dr Ir Bambang Sampurno MT dari Badan Kemahasiswaan ITS.
Hal yang menjadi fokus para mahasiswa adalah mengenai perubahan syarat rentang Indeks Prestasi (IP) dalam pengambilan Sistem Kredit Semester (SKS). Berbeda dengan peraturan akademik pada 2009 lalu yang memperbolehkan mahasiswa dengan IP lebih dari 3,0 untuk mengambil hingga 24 SKS per semester, pada peraturan akademik 2014 mahasiswa yang dapat mengambil hingga 24 SKS adalah bagi mereka yang memiliki IP lebih dari atau sama dengan 3,5.
Pembahasan juga ditekankan pada syarat kelulusan meliputi Satuan Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa (SKEM) yang berbeda dengan peraturan pada lima tahun lalu bahwa setiap mahasiswa harus memiliki poin SKEM sebesar 1000 untuk syarat kelulusan, peraturan akademik yang baru menyebutkan SKEM minimal sebesar 1300. "Untuk mahasiswa yang akan lulus pada Maret nanti, peraturan SKEM ini masih belum berlaku. Namun untuk wisuda September peraturan baru sudah mengenai mereka," jelas Nurul.
Nurul juga menjelaskan tentang kompensasi akademik. Kompensasi akademik adalah penghargaan atas prestasi mahasiswa dalam bidang penalaran dan keilmiahan, sosial kebangsaan dan technopreneurship. "Penghargaan tersebut berupa SKS dengan mata kuliah terkait prestasi tersebut," tutur dosen Jurusan Kimia tersebut. Selain itu perubahan peraturan akademik juga terjadi pada skala pengukuran hasil evaluasi pembelajaran mahasiswa. Semua peraturan akademik terbaru dapat diunduh langsung oleh mahasiswa ITS melalui website resmi BAKP ITS.
Pada sesi tanya jawab, umumnya mahasiswa menanyakan perihal ekivalensi. Banyak mahasiswa yang berada pada semester tiga ke atas memiliki masalah dengan mata kuliah yang terkena ekivalensi. Mereka mengeluhkan susahnya mengambil mata kuliah tersebut yakni berkaitan dengan ketidaktersediaan kelas hingga kekurangan dosen pengajar. Nurul berjanji akan menindaklanjuti hal ini. Bambang juga satu suara perihal itu. "Memang banyak hal diluar persiapan kami, untuk itu kami akan mencatat dan berupaya untuk menindaklanjuti hal tersebut," tutur Bambang.
Di akhir wawancara dengan ITS Online, Nurul menyampaikan harapannya. "Semoga dengan adanya sosialisasi ini, semua mahasiswa yang hadir dapat membagi penjelasan yang mereka dapat pada semua teman di jurusannya," harapnya. Selain itu, beliau juga berharap semua mahasiswa memahami dan memperhatikan peraturan akademik terbaru ini sesuai kebutuhan mereka masing-masing. (dza/oly)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung