Adapun sosialisasi itu bertujuan untuk mengatur sistem manajemen dan persyaratan teknis pengujian agar sesuai dengan standar ISO. Sistem manajemen yang dimaksudkan berupa kualifikasi personal yang berkaitan dengan kualifikasi manajer puncak, manajer mutu, dan maupun manajer penyelia. "Sosialisasi ini dilakukan supaya kelima staf baru paham tentang ISO dan mengerti dalam mengambil tindakan sesuai sasaran mutu terkait dalam ISO," terang Nurul Faradilah Said SSi.

Dikatakan Nurul, saat ini laboratorium energi sedang mempersiapkan diri untuk mendapatkan akreditasi dari KAN dalam ruang lingkup pengujian kadar kalori. Untuk mendapatkan hal itu, laboratorium tersebut direncanakan akan mendaftar akreditasi pada April mendatang.

Berdasarkan keterangan, laboratorium energi sudah mempersiapkan diri untuk akreditasi tersebut sejak pertengahan 2012. Namun, pada 2013 belum bisa lolos dikarenakan ditemukannya beberapa kekurangan hingga kemudian persiapan dimatangkan. Lalu, saat ini sendiri persiapan sudah mencapai 90 persen. "Karena jika di cross-check tinggal satu persyaratan yang belum selesai dikerjakan. Yakni laporan rapat kerja," ungkap Nurul.

Dikatakannya, hal itu terjadi lantaran pertambahan staf baru tidak serempak. Sehingga pengerjaan laporan tersebut belum mampu diselesaikan hingga akhir. Meski menargetkan pendaftaran pada bulan april mendatang, Nurul berpendapat, jika tidak ada halangan maka pendaftaran bisa dimajukan hingga Februari mendatang. "Kekhawatiran saat ini adalah terjadinya pergantian kepala laboratorium ataupun manajer teknis," ungkap staf bagian mutu tersebut.

Lebih lanjut, Nurul menjelaskan pergantian manajer teknis merupakan hal yang sangat vital. Karena jika terjadi pergantian manajer teknis, maka pekerjaan harus diulangi dari awal. Pasalnya, hal yang sama sempat terjadi. "Pergantian manajer teknis tersebut membuat kita harus mengulangi pekerjaan dari awal," ujarnya.

Alasan Dibalik Persiapan Besar

Laboratorium energi ITS banyak mendapatkan customer untuk melakukan pengujian. Hingga saat ini misalnya, beberapa customer berpaling karena terhalang akreditasi yang belum dimiliki oleh laboratorium di ITS. Banyaknya konsumen tersebut sebenarnya menjadi peluang baik bagi ITS. "Jika akreditasi sudah dimiliki, maka akan semakin banyak pelanggan yang percaya dengan pengujian laboratorium di ITS," tambah Nurul.

Selain besarnya peluang ketertarikan customer, sebagai salah satu perguruan tinggi ternama, sudah selayaknya ITS memiliki laboratorium terakreditasi. "ITS merupakan perguruan tinggi favorit. Perguruan tinggi swasta saja sudah memiliki laboratorium terakreditasi," tandasnya.

Nurul yakin jika laboratorium ini sudah mendapatkan akreditasi maka laboratorium lain juga akan termotivasi untuk mengejar akreditasi. "Hal tersebut akan menandakan mutu laboratorium di ITS dapat dipercaya," pungkas Nurul. (ven/man)