ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
23 Januari 2015, 19:01

ITS Jalin Kerjasama dengan Kemhan Lewat NaSDEC

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Menurut Brigadir Jenderal Tentara Nasional Indonesia, SIP Zainal Arifin, kerjasama ini dilakukan untuk meningkatkan kemandirian Indonesia dalam merancang kapal perang. "Karena rancangan kapal perang Indonesia kebanyakan masih menggunakan desain dari luar," ujar Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan ini.
Rencananya, kerjasama ini akan mengembangkan rancangan kapal perang di atas air dan bawah air. Tak tanggung-tanggung, Kemhan pun memberi mandat kepada ITS untuk merancang Kapal Cepat Rudal (KCR) 50, kapal selam, dan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR). "Dengan adanya proyek ini, kita juga bisa mengajak mahasiswa untuk membantu," jelas Zainal. 
Untuk itulah, saat ini NaSDEC mulai melakukan open recruitment kepada mahasiswa untuk bekerja paruh waktu. Namun, dalam menyeleksi mahasiswa, NaSDEC juga tidak main-main. Menurut Ir Triwilaswandio Wuruk Pribadi MSc, Ketua NaSDEC, mahasiswa tersebut harus memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas tiga. "Mereka juga harus bisa menggunakan software pemodelan," tambahnya. 
Meski begitu, NaSDEC ternyata juga memiliki kendala dalam melaksanakan program ini. Misalnya jika terjadi distorsi pada kapal. Kebanyakan pengguna akan menyalahkan pihak NaSDEC. ”Padahal saat itu kami hanya ditugasi untuk merancang dan kesalahan biasanya terjadi saat proses produksi,” ujar Triwilas. Untuk Itulah, lanjutnya, NaSDEC tidak mau bertanggung jawab saat terjadi distorsi kapal jika ITS tidak ditugaskan untuk mengawasi proses produksi.
Tak hanya itu, dalam rapat ini mereka juga membahas mengenai siapa saja nantinya pengguna jasa desain kapal perang ini. Menurut Wakil Komandan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL), I Nengah Putra, pembahasan pengguna jasa ini sangat diperlukan. "Karena apa guna desain jika kita tidak tahu siapa yang akan memanfaatkan," tegasnya. 
Terdapat beberapa usulan pengguna jasa yang akan digandeng dalam proyek kerjasama ini. Di antaranya adalah TNI Angkatan Laut (AL), STTAL, Kemhan,  Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla). "TNI AL ini adalah pengguna utama kita. Sehingga kita harus tahu betul jenis kapal perang yang dibutuhkan oleh mereka," pungkas Nengah. (pus/ady)

Berita Terkait