ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
21 Januari 2015, 21:01

Teliti PSO, Joko Raih Gelar Doktor

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam sidang tersebut, Joko mengangkat ringkasan disertasi berjudul Optimisasi Emisi Ekonomi Berbasis Particle Swarm Optimization (PSO) Menggunakan Model Fungsi Bentuk Kubik dan Various Price Penalty Factors. Sebagai promovendus, ia lantas mempresentasikan hasil penelitiannya itu kepada empat dosen penyanggah maupun peserta sidang terbuka yang dipimpin oleh dosen pembimbingnya sendiri, yakni Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT.

Menurut Joko, judul disertasi tersebut diambil dari disertasi, Optimisasi Aliran Daya Berbasis Particle Swarm Optimization (PSO) untuk Menekan Emisi dan Biaya Operasional. Diakuinya, PSO tersebut merupakan salah satu metode optimisasi yang dapat digunakan untuk menangani variabel diskrit dan variabel kontinu.

Dua variabel tersebut, kata Joko, sering ditemui pada permasalahan utama sistem penyediaan energi listrik, seperti generator, transmisi, dan sistem distribusi atau kombinasi dari ketiganya. Ketiga sistem itu pun kebanyakan mempunyai masalah pada sistem Optimal Power Flow (PFO)-nya.

Alhasil, teknik optimisasi yang semakin berkembang dengan metode pencarian data softcomputing miliknya diharapkan bisa menghasilkan pencarian masalah yang lebih ringkas dan cepat. "Nah, dari situ software saya juga bisa lebih efisien dalam memakai memori namun tetap tepat dalam menghasilkan data pemecahan masalahnya," jelas Joko.

Lebih jauh, kontribusi lain dari penelitiannya ini adalah turut mengembangkan dan meningkatkan pemecahan masalah PFO tadi pada skala besar non linier. Maksud permasalahan non linier ini lebih banyak menggunakan data cubic criteria function dengan empat sasaran secara simultan maupun terpisah.

Data itu pun ternyata dapat dipecahkan dengan metode PSO nya. "Misalkan, data tersebut hasil penelitian di sebuah tambang minyak lalu di-input-kan ke software saya maka akan dihasilkan data yang lebih optimal mengenai cara operasionalnya," lanjut pria yang saat ini bekerja di Malang ini.

Selain menjelaskan tentang disertasinya, Joko pun turut membagi cerita mengenai perjuangannya menyeleseikan kuliah S3 ini. Diakui Joko, jika kuliah yang dirintisnya sejak tahun 2006 ini sempat membuatnya merasa frustasi. Frustasi itu disebabkan pada saat tengah proses pengumpulan data dan revisi hasil penelitiannya, laptop yang dipakai untuk eksekusi data tersebut mendadak hilang. "Hasilnya semua data hilang, dan saat itu saya sangat bingung dan sempat langsung tidak ingin melanjutkannya," ceritanya.

Namun, dengan bekal semangat ingin melanjutkan karena merasa malu ketika tidak dinyatakan lulus akhirnya mendorong dia untuk memulai lagi. Dengan dibantu dosen pembimbing yang sabar dan care , ia pun mengukir jejak penelitiannya yang sempat terhenti karena cuti selama dua semester. "Saat itu, saya pernah di sms Pak Adi untuk bisa fokus menyeleseikan studi saya, dan diberi nasihat untuk tetap dekat dan tidak menjauh dari bapaknya," ungkap pria yang punya cita-cita kuliah di ITS sejak kecil ini.

Dengan semangat perjuangan sampai tuntas itu, Joko pun akhirnya dianugerahi gelar doktor oleh dosen pembimbing dan penyanggahnya. Ia pun semakin lega dengan kelulusanya yang mendapat predikat memuaskan. "Saya sangat senang dan puas sekali, karena meskipun biaya beasiswa telah habis sebelum lulus, tapi tetap dapat selesei hingga saat ini," pungkas Joko. (akh/ady)

Berita Terkait