Konser PSM kali ini dibagi menjadi dua babak. Pertama, diisi dengan berbagai lagu klasik dari luar negeri. Lima lagu yang dibawakan pun berhasil menyihir penonton dengan penampilan mereka. Lagu tersebut diantaranya Quel Augellin Che Chanta, Beati Quorum Via, Gloria Patri, Warum ist das Licht gegeben dem Muhseligen dan Verbum Supernum Prodiens. Tak ketinggalan mars kondang asal Jerman, Warum ist das Licht gegeben dem Muhseligen.
Usai menyanyikan lagu asing, dibabak kedua ini PSM kembali menuju nusantara. Lagu seperti Bhineka Tunggal Ika karya Daud Kosasih pun menjadi pembuka dalam babak kedua ini. Dilanjutkan dengan lagu daerah Piso Surit, Bungong Jeumpa, Cublak -Cublak Suwung dan Seblang Subuh karya BS Yohanes.
Suara sopran, alto, tenor dan bass pun saling sahut menyahut menghiasi konser. Tak terkecuali Syarif Firli Farosy, mahasiswa asal Universitas Airlangga yang turut hadir dalam konser pra kompetisi ini. Syarif yang juga anggota paduan suara mahasiswa UNAIR ini mengaku terpukau dengan penampilan PSM ITS, ”Tadi sempat sedikit jenuh di awal babak kedua, namun setelah lagu Cublak-Cublak suwung saya terpesona kembali,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Firli ini.
Tak hanya itu, Firli juga mengungkapkan dukungannya pada PSM ITS yang akan segera berjuang di gelaran nasional akhir Januari mendatang. Menurutnya, FPS ITB adalah gelaran besar, dan pesaing ITS tidak akan ringan. ”Sebagai wakil Surabaya, saya mendoakan supaya PSM ITS mampu membawa pulang kemenangan,” ujarnya.
Konser ini memang sengaja digelar sebagai persiapan Festival Paduan Suara (FPS) ITB yang akan digelar akhir Januari 2015 mendatang. Memang sudah budaya bagi PSM ITS untuk menggelar konser sebelum mengikuti kompetisi. Selain mempersiapkan diri, konser semacam ini merupakan latihan mental bagi peserta sebelum menghadapi dewan juri yang sebenarnya di kompetisi.
Lebih Menantang Dari Kompetisi Luar Negeri
Aranda Rizki Soedjono, Ketua PSM ITS mengungkapkan FSP ITB ini adalah kompetisi yang menantang bagi PSM ITS. Bagaimana tidak, bukan hanya mahasiswa saja yang akan unjuk gigi, namun juga paduan suara umum. ”Kompetisi ini cukup bergengsi, maka dari itu saingan ITS sangat berat disini,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Jono ini.
Bahkan, Jono juga mengungkapkan kompetisi di kampus Ganesa ini lebih menantang dari kompetisi luar negeri yang tak jarang dirajai PSM ITS. Di kompetisi luar negeri, Indonesia memiliki keuntungan karena kebudayaan Indonesia yang begitu kaya. ”Sehingga lagu daerah Indonesia selalu mendapat apresiasi lebih di luar negeri,” ungkap mahasiswa berkacamata ini.
Karena itu, FPS kali ini lebih menantang karena pesertanya sama-sama dari Indonesia. Sehingga teknik dan kualitas menyanyilah yang akan sangat diperhitungkan. Tak ayal, Jono dan segenap keluarga PSM ITS pun meminta doa dan dukungan dalam menjalani kompetisi ini. ”Semoga kita bisa mengharumkan nama PSM ITS di nasional juga,” pungkasnya. (gol/sha)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung