Ditemui dikantornya, Wahyu Setyawan ST MT mengatakan main spine tersebut memang tengah dilakukan renovasi sejak tiga bulan yang lalu. Sebelumnya, jalur tengah yang telah dibuat sejak puluhan tahun tersebut seolah tenggelam dengan rerumputan yang tumbuh dan gedung-gedung baru di sampingnya. "Apalagi level ketinggian tanah di wilayah ini berada di bawah level ketinggian lingkungan sampingnya," jelas Kordinator PIMPITS ini.
Akibatnya, pada saat memasuki musim penghujan, jalan sepanjang 400 meter tersebut akan tergenang dan terlihat becek. Alhasil, banyak mahasiswa maupun dosen dan karyawan ITS ogah-ogahan melewati jalan tersebut.
Lebih lanjut, diakuinya, dahulu jalan tersebut memang dibangun sebagai alternatif penghubung jalur tengah ITS. Yakni yang menghubungkan langsung dari wilayah bundaran ITS hingga area tengah kampus. ”Misalnya, ada mahasiswa yang pergi ke kampus dengan menumpang mobil angkutan umum, ia bisa turun di bundaran dan melanjutkan dengan jalan kaki melewati main spine tersebut,” tambahnya.
Lebih jauh, main spine sendiri mempunyai aturan khusus mengenai siapa-siapa saja yang bisa melewati jalan tersebut. Dikatakan Wahyu bahwa hanya pejalan kaki dan pengendara sepeda saja yang diperbolehkan melewatinya. Pasalnya, struktur dan konstruksi jalan paving main spine memang tidak diatur untuk kendaraan-kendaraan berbobot berat. Sehingga, apabila tidak dibatasi seperti itu akan mempercepat kerusakan jalan. "Namun ada pengecualian, khusus untuk mobil patroli SKK dan sarpras yang mengangkut sampah di bagian belakang jurusan-jurusan FTSP bisa melewatinya," jelas dosen Jurusan Arsitektur ITS ini.
Kemudian, Wahyu sendiri menargetkan beragam kegiatan yang dapat dilakukan wilayah tersebut seperti Pasar Minggu ITS, pagelaran seni maupun kuliner di waktu tertentu. Ia pun cukup menyadari jika kekurangan yang masih menjadi PR timnya adalah mengenai listrik dan penerangan jalannya. Tetapi, baginya hal itu tidak menjadi masalah apabila memang ada kelompok mahasiswa yang berniat menggelar acara di sana. Dengan meminta izin terlebih dahulu maka acara-acara tersebut tentu akan mendapat dukungan dari birokrasi. "Listrik dan kawan-kawannya nanti bisa diambilkan dari port samping jurusan maupun bisa menyewa genset sendiri," lanjut alumni Jurusan Arsitektur ITS ini.
Meski begitu, penerangan dan penyediaan saklar listrik di sekitar main spine akan terus dikaji. Pihaknya tidak mau menambahi beban listrik yang tengah ditanggung oleh ITS saat ini. "Memang rencananya nanti di samping kanan dan kiri jalan akan dibangun gazebo dan meja lengkap dnegan tempat duduknya, tapi untuk listriknya, mungkin akan kita batasi," pungkasnya seraya menunjukkan kondisi lingkungan main spine saat itu. (akh/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan