Jadid mengungkapkan, mahasiswa ITS harus bisa mengembangkan teknologi tepat guna yang mendukung program eco campus. "Kalau bisa terapkanlah 5M, yaitu mudah, murah, menarik, menjanjikan, dan manfaat," rinci Jadid.
Diakui Jadid, setiap program akan berhasil apabila ada tindak lanjut setelah kegiatan tersebut berakhir. "Seperti halnya program Gugur Gunung, seharusnya ada pengontrolan lanjutan mengenai semua pohon yang telah ditanam. Apakah setahun kemudian masih hidup atau tidak, apakah bisa tumbuh dengan baik atau tidak," jelas Jadid.
Ia menyarankan kepada mahasiswa agar memperhatikan jarak tanam, pembibitan, dan perawatan saat menanam pohon. Selain itu, menurut Jadid, jenis pohon yang cocok ditanam di ITS adalah buah-buahan. ”Pohon tersebut lebih bermanfaat karena dapat dikonsumsi oleh mahasiswa secara langsung, misalnya untuk rujakan," imbuh Jadid.
Ia pun berbagi pengalaman selama menjadi petani. "Mangga saya berbuah empat kali dalam setahun," ujar alumnus Poltek LK PENS. Jadid mengaku keberhasilannya tersebut didasarkan pada teori tanah yang bisa diperlakukan sesuai masa tanam.
Tak hanya mangga, Jadid menjelaskan semua tanaman dapat diperlakukan serupa sehingga mendapatkan hasil panen yang maksimal dan berulang kali. "Sekarang kan musim hujan, beberapa tanaman ada yang tidak berbuah ketika musim hujan. Akan tetapi, jika dikondisikan sebagaimana bukan musim hujan, besar kemungkinan dapat berbuah," ujar Jadid.
Jadid berharap bahwa program-program ataupun pelatihan mengenai UHF dapat direalisasikan secara serius oleh ITS. "Daya dukung orang dalam harus tinggi demi keberhasilan program-program," pungkasnya. (oti/ady)