ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
27 November 2014, 22:11

Dua Jurusan FMIPA Gelar ICSM

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Sebenarnya Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) dahulu memiliki agenda tahunan untuk konferensi MIPA," tutur Dr. Heri Kuswanto rer pol. Akan tetapi, menurutnya dikarenakan di tahun ini acara belum terselenggara sehingga mendorong dua jurusan tersebut berinisiatif mewakili FMIPA untuk mengadakan menggelarnya.

ICSM sendiri merupakan forum bagi para peneliti dan praktisi dari seluruh dunia untuk berbagi ide tentang kemajuan terbaru yang ada di ilmu Statistika dan Matematika. Mengangkat tema Challenge of Statistical and Mathematical Applications for Interdisciplinary Research, ia mengatakan acara ini turut mengumpulkan lebih dari seratus paper dalam kegiatannya. "Sebelum mengikuti seminar ini, para peserta diwajibkan mengirim paper yang syarat dan ketentuannya ditetapkan oleh panitia," jelas ketua panitia ini.

Lebih lanjut, ia menambahkan paper-paper tersebut nantinya akan dipersentasikan dan juga akan di cek ulang oleh tim reviewer. Dimana, lanjutnya, paper terbaik nantinya akan dimasukkkan ke dalam jurnal internasional. ”Diantaranya adalah IJAMAS yang telah terindeks oleh SCOPUS,” tambahnya. Indeks SCOPUS sendiri dikatakannya merupakan database abstrak yang menjadi tempat berkumpulnya literatur dari berbagai sumber website di dunia.

Selain melaksanakan presentasi paper, para peserta pun akan menjadi peserta seminar yang mengundang pakar di bidangnya. Ia adalah Prof. Kerrie Mengersen dari Queensland University of Technology (QUT) Australia yang membawakan materi berjudul Bayesian Methode. "Di sini sang Profesor menceritakan beberapa aplikasi bayesian yang mana di Indonesia belum banyak ditemui,” papar pria yang juga menjadi Deputi ITS International Office ini.

Gelar Workshop Bayesian

Menurutnya, Bayesian merupakan salah satu metode statistik yang pada dasarnya akan memperbaharui knowledge yang telah ada sebelumnya. Ia mengungkapkan kebanyakan orang saat ini cenderung menggunakan pendekatan frekuentis.

Berbeda halnya dengan Bayesian, Heri memberi contoh semisal  ada sebuah data maka harus dicari terlebih dahulu parameternya kemudian dikombinasikan dengan informasi yang ada. Ia yakin bila si peneliti hanya mencari parameternya maka hasilnya pun akan bias. Akan tetapi lain halnya bila mereka menggunakan metode Bayesian. Heri optimis para peneliti akan memperoleh hasil yang lebih baru dan komprehensif.

Di akhir, Heri menambahkan keberadaan seminar ini diharapkan bisa memberikan ilmu baru bagi para peserta khususnya di bidang Bayesian. "Dan yang utama para peserta dapat menjalin networking seluas mungkin dalam seminar ini," pungkasnya. (hil/man)

Berita Terkait